Jaringan GUSDURian, dengan dukungan UNESCO, menyelenggarakan Festival 4 Peace di Wisma Hijau, Depok. Festival ini dihadiri oleh sejumlah tokoh bangsa, seperti Hj. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Lukman Hakim Saifuddin (Mantan Menteri Agama RI), Gomar Gultom (Ketua Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia), Parlin Hermasn Widjaja (Ketua Perkumpulan Umat Tao di Indonesia), Asep Saifudin Jahar (Rektor UIN Syarif Hidayatullah), dan Mgr. Pius Riana Prabdi (Konferensi Waligereja Indonesia/KWI), serta tokoh agama lainnya.
Festival ini menjadi bagian dari upaya GUSDURian untuk mengajak masyarakat terlibat dalam proses Pemilihan Umum 2024 yang damai, adil, dan bermartabat. Koordinator Sekretariat Nasional Jaringan GUSDURian, Jay Akhmad, menyatakan bahwa festival ini merupakan respon terhadap maraknya penggunaan informasi palsu dan ujaran kebencian di ruang digital pada pemilu sebelumnya.
“Kami mengajak masyarakat untuk menjadi bagian penting dalam melawan segala bentuk ujaran kebencian dan informasi palsu yang sangat rawan digunakan dalam pemilu,” ujar Jay Akhmad dalam pembukaan festival.
Jay Akhmad menegaskan pentingnya peran masyarakat sipil dalam menjaga perdamaian di masa Pemilu. Ia mengingatkan pada situasi terbelahnya masyarakat pada pemilu 2014 dan 2019, serta menekankan bahwa organisasi masyarakat sipil memiliki peran krusial dalam reintegrasi bangsa.
BACA JUGA: Yenny Wahid Resmi Dukung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD di Pilpres 2024
Selain pertunjukan seni budaya dan musik, dalam Festival 4 Peace juga dibacakan Deklarasi Pemilu Damai oleh tokoh pemuda lintas agama. Dalam orasinya, Alissa Wahid, Direktur Jaringan Gusdurian Indonesia, menekankan bahwa demokrasi esensinya adalah menyertakan semua orang untuk menyusun langkah bersama.
“Pemilu hanya salah satu sarana untuk memilih pemimpin yang tepat dan bisa mewakili aspirasi rakyat agar tidak tertinggal dan terpinggirkan,” ujarnya, mengutip pernyataan Abdurahman Wahid.
Maki Katsuno-Hayashikawa, Direktur UNESCO Multisectoral Regional Office Jakarta, menyoroti peran penting pemimpin agama dan pemimpin komunitas dalam menciptakan perdamaian dan melawan konten berbahaya di ruang digital. Stephane Mechati, Wakil Kepala Misi Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, menekankan perlunya peran aktif pemerintah, masyarakat, dan anak muda dalam menjaga damai selama pelaksanaan pemilu.
Sebagai bagian dari festival, dengan dukungan UNESCO melalui Project #SocialMedia4Peace yang didanai Uni Eropa, Jaringan GUSDURian telah menyelenggarakan kegiatan pelatihan bagi tokoh agama dan pemuda lintas agama di Yogyakarta, Cirebon, dan Manado. Kegiatan ini diikuti oleh 81 tokoh agama dan tokoh pemuda lintas agama dari berbagai daerah, memperkuat pemahaman mereka tentang standar internasional kebebasan berekspresi dan menghadapi tantangan disinformasi dan ujaran kebencian.
Dengan festival ini, Jaringan GUSDURian berkomitmen untuk bergerak bersama menjaga rakyat dari arus saling menjelekkan dan membenci, serta menjaga komitmen untuk mencapai cita-cita yang lebih besar melalui Pemilu damai, adil, jujur, dan bermartabat. (*/)
(RRY)