Anies Baswedan saat jalani debat capres di Gedung KPU RI (Foto: VIVA/M Ali Wafa)
Debat pertama calon presiden Pilpres 2024 yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jakarta, Selasa (12/12) malam, menjadi saksi ketegangan antara capres nomor urut 1, Anies Baswedan, dan capres nomor urut 2, Prabowo Subianto. Debat berlangsung selama 120 menit dengan dua jurnalis, Ardianto Wijaya dan Valerina Dahniel, sebagai moderator.
Perdebatan dimulai ketika Anies Baswedan mengkritik minimnya peran oposisi dalam sistem politik Indonesia saat ini. Prabowo Subianto merespons dengan menyerang Anies terkait pernyataan tersebut, mengingat kerjasama mereka pada Pilkada 2017 di mana Prabowo mendukung Anies menjadi Gubernur DKI Jakarta.
“Saya waktu itu oposisi, Mas Anies, Anda ke rumah saya, kita oposisi, Anda terpilih,” kata Prabowo, mengenang peran oposisi yang dipegangnya.
Namun, Anies tidak tinggal diam. Ia menyatakan bahwa oposisi sama terhormat dengan pemerintah, namun tidak semua orang bertahan di dalam oposisi, termasuk Prabowo. Anies menegaskan bahwa Prabowo tidak bisa berbisnis jika terus menerus berada di luar kekuasaan.
“Apa yang terjadi? Beliau sendiri sampaikan tidak berada dalam kekuasaan, membuat tidak bisa berbisnis, tidak bisa berusaha. Karena itu harus berada di kekuasaan,” ujar Anies, merespons gestur senewen Prabowo.
Anies kemudian menegaskan bahwa kekuasaan bukanlah urusan bisnis semata, melainkan suatu tanggung jawab untuk menjalankan kedaulatan rakyat. “Kekuasaan lebih dari soal bisnis, uang, tapi soal kehormatan menjalankan kedaulatan rakyat,” tegasnya.
Sesi tanya jawab tentang penurunan angka demokrasi dan kebebasan berpendapat di Indonesia pun berakhir dengan Prabowo yang tidak dapat menanggapi pernyataan tegas Anies. Debat tersebut menjadi salah satu momen krusial dalam perhelatan Pilpres 2024, menggambarkan ketegangan antar kandidat dan perbedaan pandangan dalam menjawab tantangan demokrasi dan kebebasan berpendapat di Tanah Air. (*/)
(RRY)