World

Lebanon Masa Bodoh atas Permintaan Maaf Israel yang Serang Wilayah Perumahan Kota Mays Al Jabal

Ilustrasi Kota di Lebanon (Foto: Canva)


Kekacauan melanda Lebanon setelah Israel menyerang wilayah perumahan di Kota Mays Al Jabal, menyebabkan satu tentara Lebanon tewas dan dua lainnya terluka. Serangan ini memicu protes dan kemarahan dari pihak Lebanon yang menyatakan bahwa Israel menggunakan taktik militer yang melanggar hukum internasional.

Kota Mays Al Jabal, yang sebelumnya aman, berubah menjadi medan pertempuran setelah serangan udara dan rudal Israel berlangsung selama empat jam pada malam hari. Rumah Sakit Mays Al Jabal juga merasakan guncangan akibat serangan tersebut.

Israel, dalam pernyataannya, menyebut serangan tersebut sebagai respons terhadap aksi serangan kelompok Hizbullah di Lebanon ke wilayah Israel. Namun, aksi Israel kali ini menuai kritik tajam karena penggunaan bom fosfor putih, yang dianggap sebagai bahan terlarang dalam hukum internasional.

Pada Rabu (6/12), Israel secara langka menyampaikan permintaan maaf melalui rilis resmi Pasukan Pertahanan Israel (IDF). IDF menyatakan bahwa tentara Lebanon bukanlah sasaran serangan dan menyampaikan permintaan maaf atas insiden tersebut. Permintaan maaf ini dianggap sebagai langkah tidak biasa dari Israel, yang sering kali bersikap tegas terhadap pihak-pihak yang dianggap sebagai ancaman.

BACA JUGA: Israel Bebaskan 30 Tawanan Palestina Usai Hamas Lepas 8 Sandera

Namun, keadaan semakin tegang ketika Lebanon tetap mengajukan komplain atas aksi Israel ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pelaksana tugas Menteri Luar Negeri Lebanon, Abdallah Bou Said, menyatakan bahwa Israel secara aktif melanggar kedaulatan Lebanon di berbagai sektor dan menyerangnya di darat, laut, dan udara.

Pernyataan serupa juga datang dari Kementerian Luar Negeri Prancis yang mengecam serangan Israel, menekankan pentingnya semua pihak menahan diri demi mencegah eskalasi konflik di kawasan tersebut.

Pada saat yang sama, Pasukan Penjaga Perdamaian PBB (UNIFIL) di Lebanon angkat suara, menyatakan bahwa peningkatan kekerasan di perbatasan Lebanon-Israel dapat berpotensi menciptakan konsekuensi serius. UNIFIL menekankan bahwa ini merupakan kali pertama tentara Lebanon tewas selama periode krisis ini dan menegaskan bahwa tentara tersebut tidak terlibat dalam konflik dengan Israel.

Peristiwa ini menunjukkan kompleksitas dan ketegangan yang terus mengakar di kawasan Timur Tengah, di mana setiap tindakan dapat memicu respons yang lebih luas dan membahayakan stabilitas regional. Kini, dunia menantikan perkembangan selanjutnya dan upaya-upaya diplomatik untuk meredakan ketegangan yang tengah meruncing. (*/)

(RRY)

×

 

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× hey MOST...