National World

Muhammad Amin, Kapten Kapal Rohingya: Antara Pengungsi dan Tersangka Penyelundupan Manusia

Muhammad Amin, seorang warga Myanmar berusia 35 tahun, menjadi pusat perhatian setelah terlibat dalam rombongan 135 etnis Rohingya yang mendarat di Lamreh, Kabupaten Aceh Besar, Aceh pada Minggu (10/12). Namun, kehadirannya tidak hanya sebagai pengungsi, melainkan kini resmi ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penyelundupan manusia.

Berikut beberapa fakta mengenai Muhammad Amin:

BACA JUGA: Bagaimana Seharusnya Indonesia Bersikap Pasca Rumah Sakit Indonesia di Gaza Digempur Israel?

1. Pengalaman Sebagai Pengungsi

Muhammad Amin bukanlah sosok yang asing dengan pengalaman sebagai pengungsi. Sebelumnya, ia pernah mendarat di wilayah Aceh Utara dengan status pengungsi Rohingya. Setelah tinggal selama empat bulan di kamp pengungsian Aceh Utara, Amin melarikan diri ke Dumai, Malaysia, untuk mencari pekerjaan. Setelah enam bulan di Malaysia, ia kembali ke kamp Cox’s Bazar, Bangladesh.

2. Motif Ekonomi Dibalik Penyelundupan

Setelah kembali ke Cox’s Bazar, Amin merencanakan penyelundupan warga Rohingya ke Indonesia dengan motif ekonomi. Bersama agen utama, ia menetapkan harga sekitar Rp14 juta – Rp16 juta per orang untuk perjalanan menuju Indonesia.

3. Janji Pekerjaan di Indonesia

Muhammad Amin tidak hanya memimpin rombongan sebagai kapten kapal, namun juga membawa keluarganya dalam perjalanan tersebut tanpa biaya. Ia menjanjikan kepada keluarganya bahwa mereka dapat tinggal di Indonesia dan memulai hidup baru dengan kondisi yang lebih baik.

4. Janji Pekerjaan Menarik Pengungsi

Sebagian pengungsi yang dibawa oleh Amin dijanjikan banyak pekerjaan di Indonesia. Hal ini menjadi daya tarik bagi etnis Rohingya yang berada di Cox’s Bazar, Bangladesh, yang rela membayar belasan juta rupiah untuk mencapai Indonesia.

5. Pembelian Kapal dan Pengisian Bahan Makanan

Polisi mengungkap bahwa kapal yang digunakan oleh rombongan Rohingya dibeli dengan harga Rp200 jutaan dari Bangladesh. Biaya tersebut diambil dari sumbangan warga Rohingya yang ingin ikut serta dalam perjalanan tersebut. Amin juga bertanggung jawab dalam mengisi bahan makanan dan bahan bakar selama perjalanan ke Indonesia.

6. Cerita Bohong untuk Justifikasi Kedatangan

Muhammad Amin terbukti cekatan dalam memberikan alasan mengapa mereka mendarat di Aceh. Dengan keahliannya berbahasa Melayu, Amin memberikan cerita bohong bahwa rombongannya terpaksa melarikan diri dari Cox’s Bazar, Bangladesh, karena tingginya tingkat kejahatan di wilayah tersebut yang dapat mengancam nyawa mereka.

7. Pencarian Uang dari Pengungsi

Muhammad Amin tidak hanya menjadi kapten kapal, tetapi juga mengambil peran dalam mengumpulkan uang dari warga Rohingya yang ingin ikut serta dalam perjalanan. Video transaksi uang yang disimpan di ponselnya menjadi bukti keterlibatannya dalam praktik penyelundupan manusia.

Meskipun awalnya terlihat sebagai pengungsi yang mencari perlindungan, Muhammad Amin kini dihadapkan pada status tersangka penyelundupan manusia. Peristiwa ini mengingatkan kita pada kompleksitas masalah pengungsi Rohingya dan tindakan ilegal yang bisa terjadi di balik cerita tragis mereka. (*/)

(RRY)

×

 

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× hey MOST...