Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan memberikan teguran keras kepada Thomas Lembong atau Tom Lembong melalui akun Instagram pribadinya. Luhut membantah sejumlah pernyataan yang disampaikan Tom, terutama terkait program hilirisasi nikel di rezim Presiden Joko Widodo.
Salah satu poin yang diangkat oleh Luhut adalah penggunaan lithium ferro phosphate (LFP) dalam pembuatan baterai mobil listrik. Tom sebelumnya mengkritik program hilirisasi nikel dengan menyebut bahwa negara luar sudah beralih ke LFP. Luhut membantah klaim tersebut dengan menyatakan bahwa pabrik Tesla di Shanghai masih menggunakan nikel-based baterai, bukan 100 persen LFP.
Luhut menegaskan bahwa apa yang diungkapkan Tom tidak sesuai dengan fakta, khususnya terkait industri mobil listrik. “Jadi, seperti suplai nikel based baterai itu dilakukan oleh LG Korea Selatan untuk model mobil listrik yang diproduksi Tesla di Shanghai,” jelasnya.
BACA JUGA: Tom Lembong: Dari Pembuat Pidato Jokowi, Kini Menjadi Co-Captain Timnas AMIN
Pernyataan lain yang ditegaskan oleh Luhut adalah terkait harga nikel. Tom Lembong menyebut harga nikel anjlok, namun Menko Marves mengatakan bahwa harga nikel dunia sekarang menyentuh Rp15 ribu, lebih baik dibandingkan periode 2014-2019 yang hanya Rp12 ribu. Luhut mempertanyakan kejujuran dan keakuratan informasi yang disampaikan oleh Tom terkait harga komoditas ini.
Selain itu, Luhut juga menyoroti peran Tom Lembong sebagai pembantu Presiden Jokowi selama tujuh tahun. Ia meminta Tom untuk tidak terlalu percaya diri dan menyebut bahwa banyak hal sukses yang diraih oleh pemerintahan Joko Widodo, termasuk inflasi di bawah 3 persen dan surplus ekspor selama 44 bulan berturut-turut.
Luhut juga mengkritik Tom terkait pemberian “contekan” atau masukan kepada Presiden Jokowi. Ia menegaskan bahwa memberikan masukan kepada pemimpin adalah tugas wajar seorang pembantu presiden, bukan prestasi luar biasa yang hanya dimiliki oleh Tom.
Menutup tegurannya, Luhut mengajak Tom untuk merefleksikan hasil kinerjanya sebagai bagian dari pemerintahan Jokowi. Ia berharap Tom tidak terlalu banyak berkoar-koar di luar sana, terutama dalam menyampaikan cerita yang dinilai tidak akurat tentang pengalamannya bekerja di bawah komando Jokowi.
Perlu dicatat bahwa perdebatan terkait isu-isu ini berkaitan dengan Pilpres 2024, di mana Tom Lembong namanya disebut-sebut dalam debat keempat dan menjadi pusat perhatian di media sosial. (*/)
(RRY)