Haris Azhar dan Fatia ketika divonis bebas Senin (08/01/2024) kemarin. (Foto: Kompas.com/Vincentius Mario)
Tahun baru membawa semangat baru bagi aktivis dan pengacara hak asasi manusia, Haris Azhar. Setelah menjalani proses persidangan selama delapan bulan, Haris Azhar dan rekannya, Fatia Maulidiyanti, akhirnya dibebaskan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Timur dari tuduhan pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
Dalam percakapan eksklusif bersama Cut Haris Azhar di Prime Time bersama Arlingga Panega dan Indy Rahmawati, Haris Azhar menyatakan kebahagiaannya dan menggambarkan perasaan lega setelah mendengar putusan pengadilan tersebut. Meskipun merasa lega, Haris Azhar tetap mengakui bahwa proses persidangan tersebut tidak selalu mudah.
“Dengan putusan, karena kita berhadapan sama bosnya presiden lah kira-kira begitu. Secara politik kan orang itu kan dominan sekali si pelapor KB ini,” ungkap Haris Azhar.
Haris Azhar dan tim kuasa hukumnya berhasil membuktikan dugaan kejahatan dan kerusakan lingkungan dalam persidangan, yang kemudian menjadi dasar bagi putusan pengadilan yang menghentikan kasus tersebut. Meskipun demikian, Haris Azhar juga menegaskan bahwa mereka tidak menganggap putusan tersebut sebagai satu-satunya kemenangan.
“Kita merasa untuk yang itu (persidangan) kami sudah berhasil dan menang. Yang kedua, yang Mbak Indi sama Mas Angga suka diskusikan kan di radio ini, soal politik ada kecenderungan ketakutan orang belakangan untuk speak up dan lain-lain,” tambah Haris Azhar.
Haris Azhar melihat bahwa kebebasan berpendapat dan partisipasi warga sangat penting. Dengan putusan tersebut, ia berharap masyarakat akan semakin termotivasi untuk berbicara dan menyuarakan pendapatnya dengan bijak, tanpa harus takut akan represi.
BACA JUGA: Menko Marves Luhut Pandjaitan Menyayangkan Putusan Bebas Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti
Berbicara tentang Proses Persidangan dan Harapan ke Depan
Dalam percakapan tersebut, Haris Azhar juga membagikan pengalaman selama proses persidangan yang tidak selalu mudah. Ia mencatat adanya beberapa kontroversi selama delapan bulan persidangan, tetapi pada akhirnya, pengadilan mengambil jalan yang menurutnya sangat baik dan progresif.
“Ada satu suasana konteks yang jauh lebih penting mungkin ya, yang itu juga terlihat di para hakim. Hakim ini kan, kalau beberapa ahli hukum itu menyebutnya, para hakim, meskipun independen, mereka tetap baca koran, nonton YouTube juga,” papar Haris Azhar.
Haris Azhar juga menyoroti pentingnya kebebasan ekspresi dan partisipasi warga dalam menyuarakan pendapat mereka. Dengan putusan pengadilan yang menguatkan kebebasan berpendapat, Haris Azhar berharap masyarakat akan lebih berani bersuara tanpa takut terhadap represi.
Sementara Haris Azhar dan rekan-rekannya merayakan kemenangan ini, mereka juga menyadari bahwa perjuangan untuk keadilan dan kebebasan masih berlanjut. Meskipun dibebaskan dari kasus tersebut, Haris Azhar tetap terlibat dalam berbagai kasus hak asasi manusia dan berkomitmen untuk terus memperjuangkan nilai-nilai keadilan.
BACA JUGA: Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti Dinyatakan Bebas
Mengenai Laporan Dugaan Korupsi
Dalam sesi tanya jawab, Haris Azhar juga menjawab pertanyaan tentang laporan dugaan korupsi yang melibatkannya. Haris Azhar menyampaikan bahwa laporan tersebut ditolak dan tidak ditindaklanjuti. Meskipun demikian, Haris Azhar dan timnya telah melaporkan hal yang sama di Australia, melibatkan entitas bisnis yang terkait.
“Di Australia itu agak lama, tapi kita gak dapat info ditolak atau diterima. Ditolak gak. Jadi kita masih secara pasif menganggap bahwa itu diterima, hanya belum ada follow up,” ungkap Haris Azhar.
Percakapan dengan Haris Azhar memberikan wawasan yang lebih dalam tentang perjuangan hak asasi manusia di Indonesia dan pentingnya kebebasan berpendapat. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, Haris Azhar dan rekan-rekannya tetap berkomitmen untuk melanjutkan perjuangan demi keadilan dan hak asasi manusia. (*/)
(RRY)