Hari ini, Presiden Joko Widodo memanggil beberapa menteri kabinetnya untuk membahas masalah krusial mengenai pasokan beras di Indonesia. Pertemuan tersebut dihadiri oleh sejumlah menteri, antara lain Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, serta Menteri BUMN Erick Thohir, dan berbagai pejabat terkait lainnya.
Menurut pernyataan dari Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, pembahasan pagi ini secara khusus berkaitan dengan isu perberasan nasional. Hal ini menegaskan keseriusan pemerintah dalam menghadapi dan menyelesaikan tantangan terkait ketersediaan beras bagi masyarakat.
Arief menyebutkan bahwa Presiden Jokowi memberikan instruksi kepada para menteri terkait untuk memastikan distribusi beras dari stok Bulog ke pasar-pasar secara efisien. Bersama dengan Direktur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi, serta Menteri BUMN Erick Thohir, Arief akan melakukan peninjauan ke Pasar Induk Cipinang untuk memastikan ketersediaan beras di ritel modern di kawasan Klender.
“Presiden Joko Widodo ingin memastikan pasokan untuk masyarakat tetap mencukupi hingga masa panen berikutnya,” ungkap Arief.
Pihak BUMN melalui Bulog bertanggung jawab untuk memastikan tidak ada kekurangan pasokan beras di pasaran. Saat ini, Bulog masih mencatat cadangan beras sebanyak 1,2 juta ton.
Arief menjelaskan bahwa tugas mereka hari ini adalah untuk mendistribusikan stok Bulog dari gudang ke pasar secara efisien. Langkah pertama yang akan mereka ambil adalah melakukan pemantauan di Pasar Induk Cipinang, di mana beras akan langsung dibongkar dari pelabuhan ke pasar tersebut untuk distribusi lebih lanjut.
Langkah-langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengatasi permasalahan ketersediaan beras dan memastikan stabilitas pasokan bagi masyarakat Indonesia. Keputusan ini mencerminkan komitmen pemerintah dalam menjaga kesejahteraan rakyat, terutama dalam hal kebutuhan pangan pokok seperti beras. (*/)
(RRY)