World

Putin Disebut ‘Keparat Gila’ Oleh Biden Usai Ancam Nuklir AS

Pada Rabu (21/2), dalam sebuah acara penggalangan dana publik di California, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyampaikan pernyataan kontroversial yang menyoroti hubungan tegang antara AS dan Rusia. Dalam pidatonya, Biden menyebut Presiden Rusia, Vladimir Putin, sebagai ‘keparat gila’, merujuk pada meningkatnya ketegangan antara kedua negara terkait berbagai isu, termasuk invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.

“Dalam dunia ini, kita memiliki keparat gila seperti Putin dan lainnya,” ujar Biden di San Francisco, dihadapan sekelompok wartawan yang hadir.

Pernyataan tersebut disampaikan Biden dalam konteks pembahasan tentang ancaman konflik nuklir, yang menimbulkan kekhawatiran baru bagi masyarakat internasional. Meskipun demikian, Biden menegaskan bahwa ancaman nyata yang dihadapi oleh umat manusia saat ini adalah perubahan iklim.

Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022, Biden telah secara teratur menggunakan istilah-istilah yang keras dan negatif untuk merujuk kepada Vladimir Putin, seperti ‘penjahat perang’ atau ‘tukang jagal’. Hal ini mencerminkan posisi AS sebagai pendukung Ukraina dalam konflik tersebut, sementara Rusia menegaskan kesiapannya untuk berkonflik dengan negara-negara anggota NATO yang mendukung Kiev.

BACA JUGA: Presiden AS Joe Biden Tolak Gencatan Senjata di Gaza

Selain itu, ketegangan antara AS dan Rusia semakin memanas dengan laporan terbaru tentang persiapan Rusia untuk mengerahkan senjata nuklir anti-satelit di luar angkasa. Intelijen AS telah membocorkan informasi ini, menambah ketegangan yang sudah ada antara kedua negara.

Komentar Biden yang mengecam Putin sebagai ‘keparat gila’ mencerminkan tingkat ketegangan yang tinggi antara AS dan Rusia, serta kekhawatiran global akan kemungkinan eskalasi konflik yang lebih besar lagi. Di tengah dinamika geopolitik yang semakin rumit, pernyataan ini memberikan gambaran bahwa hubungan antara dua negara terbesar di dunia ini masih jauh dari mereda. Dengan demikian, langkah-langkah diplomasi dan negosiasi menjadi semakin penting untuk mencegah eskalasi konflik yang dapat berdampak buruk bagi stabilitas global. (*/)

(RRY)

×

 

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× hey MOST...