Dalam kunjungan kerja ke Australia, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyelenggarakan Dialog dan Resepsi Bisnis di Park Hyatt Melbourne pada Selasa (5/03). Acara tersebut menjadi ajang bagi pelaku usaha Indonesia dan Australia untuk bertukar pandangan serta memperkuat kerja sama ekonomi antar kedua negara.
Menko Airlangga menegaskan peran penting Indonesia dalam perdagangan dan kerja sama regional, mengingat lebih dari 50% perekonomian dan populasi ASEAN berasal dari Indonesia. Dalam pidatonya, beliau menekankan bahwa Indonesia adalah negara dengan perekonomian kepulauan yang luas dan strategis di jalur perdagangan global, serta memiliki bonus demografi yang menjadikannya sebagai pintu gerbang menuju ASEAN.
Peran Australia sebagai mitra penting bagi Indonesia juga ditekankan oleh Menko Airlangga. Data menunjukkan bahwa Foreign Direct Investment (FDI) Australia di Indonesia mengalami pertumbuhan signifikan pada tahun 2023. Australia berada di peringkat 10 dari 168 negara yang berinvestasi di Indonesia, dengan kontribusi mencakup 1,1% dari total FDI pada tahun tersebut.
BACA JUGA: Pemerintah Fokus Pada Pemenuhan Gizi Anak Sekolah Melalui Program Aksara
Dalam dialog tersebut, Menko Airlangga juga menggarisbawahi visi perekonomian Indonesia 2045 sebagai negara berpendapatan tinggi dalam 20 tahun ke depan. Upaya penguatan integrasi ekonomi lintas batas, termasuk aksesi dengan OECD dan CP-TPP, serta keterlibatan dalam Indo Pacific Economic Framework for Prosperity (IPEF), menjadi fokus utama bagi Indonesia.
Duta Besar Australia di Jakarta, Penny Williams, menyoroti hubungan diplomatik yang memasuki usia 75 tahun antara Indonesia dan Australia. Australia berkomitmen untuk mendukung aksesi keanggotaan Indonesia pada OECD dan CPTPP, serta akan bekerja sama dalam pengembangan kendaraan listrik dan manufaktur teknologi.
Forum bisnis yang bertemakan “Embrace the Future” merupakan wadah bagi pelaku usaha dari kedua negara untuk menjajaki kerja sama dalam sektor energi, pertanian berkelanjutan, kendaraan listrik, manufaktur teknologi, pendidikan, serta pemanfaatan sumber daya maritim. Acting Chairman Indonesian Chamber of Commerce and Industry (KADIN), Yukki Nugrahawan, menegaskan pentingnya kerja sama ini dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Kehadiran tokoh-tokoh penting dalam acara tersebut, seperti Duta Besar Indonesia di Canberra, Sekretaris Kemenko Perekonomian, serta perwakilan KADIN, menandai komitmen kuat kedua negara dalam memperkuat kerja sama bisnis di masa depan. Turut hadir pula berbagai lembaga bisnis seperti Business Council of Australia (BCA), Indonesia Australia Business Council (IABC/AIBC), dan Australia Chamber of Commerce and Industry (ACCI).
Kunjungan dan dialog bisnis ini tidak hanya menjadi momentum penting untuk memperkuat kerja sama bilateral, tetapi juga melambangkan tekad Indonesia dan Australia dalam menghadapi tantangan dan peluang di masa depan. (*/)
(RRY)