Rabu, 27 Maret 2024, Presiden Joko Widodo (Jokowi) beserta sejumlah menteri dan pejabat terkait meresmikan Proyek Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bendung dan Jaringan Irigasi pada Daerah Irigasi (DI) Gumbasa. Proyek ini, dihadiri oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan memastikan ketersediaan air bagi petani di area tersebut.
Presiden Jokowi dalam sambutannya menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur, termasuk bendung dan jaringan irigasi, untuk memastikan ketersediaan air bagi pertanian. Beliau menyatakan bahwa pembangunan ini harus terus dilakukan di seluruh tanah air, termasuk Daerah Irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah, yang mengalami bencana tsunami dan likuifaksi pada tahun 2018. Meskipun mengalami kendala tersebut, rehabilitasi DI Gumbasa berhasil diselesaikan pada tahun 2024.
“Kita juga perlu terus membangun dan melanjutkan rehabilitasi dan rekonstruksi jaringan irigasi untuk pemulihan sektor pertanian termasuk Daerah Irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah pasca bencana tsunami dan likuifaksi tahun 2018. Rehabiltasi Daerah Irigasi (DI) di Gumbasa telah dimulai sejak 2016, kemudian terjadi bencana di 2018, dan Alhamdulillah di 2024 selesai,” kata Presiden Jokowi, Rabu (27/3/2024).
Rehabilitasi DI Gumbasa menghabiskan biaya sebesar Rp1,25 triliun, yang digunakan untuk rekonstruksi bendung, saluran primer, sekunder, tersier, dan pembuang. Hal ini diharapkan dapat mengoptimalkan lahan pertanian seluas 8.180 hektar, serta meningkatkan indeks penanaman dari 149% menjadi 300%. Presiden Jokowi berharap bahwa langkah ini akan meningkatkan produktivitas pertanian, mendukung ketahanan pangan, dan meningkatkan kesejahteraan petani.
“Ini akan mengoptimalkan daerah layanan seluas 8.180 ha persawahan dan meningkatkan indeks penanaman dari semula 149% menjadi 300%. Saya harap dengan rehabilitasi dan rekonstruksi Daerah Irigasi Gumbasa ini meningkatkan produktivitas pertanian kita, mendukung ketahanan dan kedaulatan pangan, serta meningkatkan kesejahreraan petani,” kata Presiden Jokowi.
Menanggapi hal ini, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan bahwa irigasi di kawasan hulu Sungai Gumbasa sangat penting untuk mengairi lahan pertanian yang subur, khususnya pada sentra pangan prioritas.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Bob Arthur Lombogia, menambahkan bahwa sejak rehabilitasi DI Gumbasa, sebagian besar lahan pertanian telah dapat ditanami padi hingga tiga kali sejak tahun 2023. Hal ini dapat terwujud karena kapasitas air yang cukup dari Irigasi Gumbasa, yang memiliki Debit Andalan lebih besar dari kebutuhan irigasi lahan pertanian.
“Peningkatan indeks penanaman dapat dilakukan karena Irigasi Gumbasa memiliki Debit Andalan sebesar 33m3/detik, sedangkan debit yang dibutuhkan untuk mengairi 8.180 ha sawah hanya sekitar 13m3/detik. Jadi air di kawasan pangan ini sangat berkecukupan,” kata Dirjen Bob.
Salah satu petani, Azhar, dari Desa Pandere Kecamatan Gumbasa, menyatakan kepuasannya atas ketersediaan air yang mencukupi untuk bertani. Dia mengungkapkan bahwa sekarang mereka bisa melakukan penanaman dan panen padi hingga tiga kali, sementara sebelumnya hanya dua kali.
Daerah Irigasi Gumbasa terletak di lembah Palu, melayani 5 Kecamatan di Kabupaten Sigi dan Kota Palu. Proyek pembangunan ini, yang pertama kali dibangun pada tahun 1931, telah mengalami transformasi menjadi bendung permanen pada tahun 1976.
Acara peresmian ini juga dihadiri oleh beberapa pihak terkait, termasuk Country Director Asian Development Bank-Indonesia, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, serta pejabat terkait lainnya.
Dengan selesainya proyek ini, diharapkan akan terjadi lonjakan produktivitas pertanian, serta peningkatan kesejahteraan petani di daerah tersebut. Semangat pembangunan infrastruktur yang terus dilakukan menjadi cerminan komitmen pemerintah dalam mendukung sektor pertanian dan ketahanan pangan Indonesia. (*/)
(RRY)