Tahap kedua hibah pendanaan Fleming Fund untuk Indonesia (FFCGI) dari Pemerintah Inggris telah diluncurkan. Hibah ini memberikan bantuan teknis untuk pemerintah Indonesia dalam mengatasi ancaman resistansi antimikroba (AMR), yang akan semakin memperkuat dan mengembangkan kegiatan ini melalui investasi baru sebesar 5,8 juta Poundsterling atau setara dengan 120 miliar Rupiah untuk periode 2024-2025. Hibah ini akan mendukung surveilans yang sedang berlangsung di sektor kesehatan manusia dan hewan, termasuk meningkatkan desain dan implementasi surveilans, investasi pada peralatan laboratorium dan pengurutan seluruh genom (whole-genome sequencing), analisis data, serta penggunaannya.
FFCGI telah bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia sejak tahun 2020 untuk meningkatkan pengendalian AMR melalui perbaikan tata kelola di berbagai kementerian dan memperkuat sistem surveilans, termasuk meningkatkan kapasitas laboratorium di Indonesia. Berdasarkan keberhasilan tahap pertama, FFCGI akan terus bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia dan lebih dari 35 laboratorium nasional. Dengan semakin meningkatnya infeksi yang resistan terhadap obat, telah memberikan tantangan besar terhadap kesehatan global dan kesehatan masyarakat Indonesia, maka semakin penting untuk menjaga efektivitas pengobatan antimikroba.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor-Leste, Dominic Jermey menyatakan bahwa resistansi antimikroba (AMR) menimbulkan risiko kritis terhadap kesehatan masyarakat global, yang diperkirakan secara langsung bertanggung jawab atas 1,27 juta kematian global pada tahun 2019. Hal ini juga berdampak pada ekonomi kita – Bank Dunia mensimulasikan bahwa AMR dapat menyebabkan kerugian ekonomi lebih dari $1 triliun setiap tahunnya. Dukungan kepada Pemerintah Indonesia melalui hibah Fleming Fund country grant akan membantu memperkuat sistem surveilans dan meningkatkan kapasitas di seluruh kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan.
Selain melalui Fleming Fund, Pemerintah Inggris telah berkomitmen hingga 85 juta Poundsterling untuk membantu meningkatkan akses ke obat antimikroba oral yang penting, memperkuat sistem surveilans, dan membantu pembentukan panel sains independen global untuk AMR.
Bersamaan dengan peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Inggris – Indonesia tahun ini, Australia berharap dapat memperkuat kemitraan kami dengan Indonesia, dengan membantu memperkuat sistem kesehatan, mempercepat inovasi kesehatan digital, serta berkontribusi mengurangi kematian yang dapat dicegah untuk meningkatkan harapan hidup. Bersama Kita Bisa!
Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah pemangku jabatan antara lain adalah Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, Pimpinan Tim Hibah FFCGI dari DAI, Dr. Tom Weaverm dan Utusan Khusus untuk AMR, Profesor Dame Sally Davies. (Redaksi)