Hari ini di Washington, DC, sepuluh pemuda Indonesia memulai program Pertukaran Duta Muda #IndonesiaUSA75, sebuah program pertukaran profesional yang disponsori oleh pemerintah AS. Selama tiga minggu, para peserta akan mengunjungi lima kota di Amerika Serikat, berinteraksi dengan berbagai pihak dari pemerintah federal dan lokal, akademisi, hingga organisasi masyarakat, serta kelompok agama dan etnis.
Program ini merupakan bagian dari aktivitas setahun yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar AS di Jakarta dan Kementerian Luar Negeri Indonesia dalam rangka perayaan 75 tahun hubungan kemitraan Indonesia-AS. Sebelum berangkat, para peserta mengikuti acara pelepasan pada 25 Oktober bersama Duta Besar AS untuk Indonesia, Kamala Shirin Lakhdhir, dan perwakilan dari Kemlu Indonesia.
“Sepuluh Duta Muda ini berperan dalam memperkuat hubungan antar masyarakat yang menjadi dasar kemitraan AS-Indonesia,” ujar Duta Besar Kamala. “Mereka akan berkontribusi dalam memperdalam kerja sama kedua negara berdasarkan nilai-nilai demokrasi, keberagaman, dan kemakmuran.”
Setelah menghabiskan beberapa hari di Washington, DC, para peserta akan melanjutkan perjalanan ke Boston, Massachusetts; Concord, New Hampshire; Detroit, Michigan; dan Seattle, Washington. Pada Hari Pemilu AS (5 November), mereka akan mengunjungi tempat pemungutan suara di New Hampshire untuk mengamati langsung proses pemilihan di AS, mengeksplorasi nilai-nilai demokrasi yang dijunjung oleh kedua negara.
Pertukaran ini, yang bertepatan dengan peringatan satu tahun pengumuman Kemitraan Strategis Komprehensif AS-Indonesia, akan menyoroti aspek politik, sosial, dan ekonomi dari kemitraan tersebut, serta menghubungkan peserta dengan akademisi dan inovator AS, sekaligus memfasilitasi dialog tentang visi bersama Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
Para peserta adalah alumni dari English Access Scholarship Program, yang merupakan inisiatif Departemen Luar Negeri AS untuk memberikan pelatihan bahasa Inggris kepada pemuda kurang mampu di 80 negara. Sejak 2007, program ini telah meluluskan hampir 4.500 pemuda Indonesia dari berbagai daerah.
Program ini juga merupakan bagian dari International Visitor Leadership Program (IVLP), program pertukaran profesional utama Departemen Luar Negeri AS. Setiap tahun, sekitar 5.000 orang dari seluruh dunia mengikuti IVLP untuk mempelajari budaya, masyarakat, dan politik AS selama tiga minggu, termasuk lebih dari 2.900 alumni dari Indonesia.
[Fito Wahyu Mahendra – Redaksi]