Badan Gizi Nasional mengerahkan sekitar 30.000 satuan pelayanan untuk program makan bergizi gratis di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana mengatakan, jumlah itu ditentukan berdasarkan data-data geospasial sekolah yang akan melaksanakan program makan bergizi gratis.
Sebagai contoh, Badan Gizi Nasional telah mendatangi sebuah pesantren di Lamongan, Jawa Timur, yang akan melaksanakan program makan bergizi gratis, Dadan mengatakan, di situ lebih kurang ada 6.000 santri, dan kami masuk dengan dua satuan pelayanan di pesantren tersebut. Jadi, dapur satuan pelayanan ada di pesantren.
Dadan mengatakan, satu satuan pelayanan akan mendapatkan anggaran lebih kurang Rp 8 sampai 11 miliar per tahun, tergantung daerah dan tingkat kemahalan. Dadan menyebutkan, dari jumlah anggaran itu, 85 persen di antaranya untuk membeli bahan baku dan 10,5 persen untuk membayar ibu-ibu yang tadi nganggur, tiba-tiba dapat penghasilan Rp 2 juta-Rp 2,5 juta per bulan.
Menurut Dadan, 30.000 satuan pelayanan itu akan mengakomodir sekitar 1,5 juta orang yang memiliki pekerjaan baru. Badan Gizi hanya menempatkan tiga orang saja di setiap lokasi, satu manajer, satu ahli gizi, dan satu lagi akuntan. Menunya tanggung jawab ahli gizi di masing-masing satuan pelayanan.
Adapun makan bergizi gratis yang menjadi program andalan pemerintahan Prabowo-Gibran yang akan dimulai di 932 titik pada 2 Januari 2025 dan Nanti akan berkembang menjadi 2.000 titik di April (2025), kemudian berkembang menjadi 5.000 titik di bulan Juli-Agustus (2025). Dadan menyebutkan, program ini akan menjangkau 82,9 juta penerima yang terdiri dari anak sekolah, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak bawah lima tahun (balita).
*
Fito Wahyu Mahendra – Redaksi