Government Metropolitan

Fenomena Banjir Rob di Jakarta dan Upaya Penanganannya

Fenomena banjir rob kembali melanda sejumlah wilayah pesisir Jakarta dengan ketinggian air mencapai 100 sentimeter. Plt. Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta, Ika Agustin Ningrum menjelaskan, banjir ini bukan disebabkan oleh curah hujan tinggi, melainkan akibat pasang maksimum air laut yang terjadi bersamaan dengan fase bulan purnama. Gravitasi bulan dan matahari memengaruhi pasang surut air laut, terutama saat bulan berada pada posisi purnama atau bulan baru, sehingga air laut meluap ke daratan rendah di pesisir.

Durasi banjir rob biasanya berkisar dua hingga enam jam, sesuai dengan siklus pasang surut, topografi wilayah, dan kondisi cuaca. Untuk mengatasinya, Pemprov DKI Jakarta mengoptimalkan penggunaan pompa stasioner dan mobile serta memperbaiki saluran drainase agar air dapat dialirkan kembali ke laut, meski gravitasi tidak mendukung.

Sebagai langkah jangka panjang, Pemprov DKI Jakarta bersama Kementerian PUPR terus membangun tanggul pengaman pantai sepanjang 39 kilometer melalui program National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) Fase A. Selain itu, sistem polder pengendali rob dan bendung karet juga dikembangkan untuk menahan air laut agar tidak melimpas ke daratan. Upaya pengendalian penurunan muka tanah juga dilakukan dengan memperluas Zona Bebas Air Tanah dan mendorong penggunaan jaringan air perpipaan.

Teknologi prediksi banjir rob terus dikembangkan untuk memberikan peringatan dini kepada warga. Pemprov juga menggencarkan penanaman mangrove sebagai langkah mitigasi berbasis alam. Partisipasi masyarakat sangat diperlukan dalam menjaga infrastruktur pesisir, tidak membuang sampah sembarangan, serta mengurangi penggunaan air tanah untuk mendukung pengendalian penurunan muka tanah.

#

Ayesha Julia Putri – Redaksi

×

 

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× hey MOST...