Kasus gugurnya seorang prajurit Bhayangkara saat penggerebekan perjudian sabung ayam di Lampung tengah menjadi perbincangan hangat. Menurut pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies, Bambang Rukminto, sabung ayam di Lampung bukan sekadar perjudian kecil, harga ayamnya saja bisa mencapai jutaan, dan taruhannya bisa mencapai ratusan juta rupiah. Bambang Keuntungan terbesar tetap berada di tangan penyelenggara yang mengambil fee dari setiap taruhan yang dipasang.
Perjudian sabung ayam di wilayah ini bukan fenomena baru, melainkan sudah berlangsung cukup lama. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai mitigasi yang seharusnya dilakukan oleh aparat penegak hukum. Selain itu, salah satu pelaku dalam insiden ini diketahui merupakan anggota Koramil sekaligus bagian dari Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (FORKOPIMCAM). Keberadaan anggota Koramil dalam kasus ini, tidak menutup kemungkinan adanya keterlibatan lebih luas dari berbagai pihak dalam praktik perjudian tersebut.
Ada dugaan bahwa oknum polisi dan TNI sebenarnya sudah mengetahui keberadaan judi sabung ayam ini. Lalu, ketika polisi melakukan penggerebekan, oknum TNI yang diduga menjadi pelindung praktik perjudian, merasa terpojok dan tidak memiliki harapan untuk berdialog dengan polisi. Hal ini kemudian memicu insiden tragis yang terjadi. Keanehan dalam penggerebekan ini juga terlihat dari fakta bahwa korban merupakan salah satu kepala kepolisian sektor (Kapolsek) di daerah tersebut. Dengan hubungan yang sudah terjalin antara aparat di lapangan, penggerebekan yang terjadi terkesan seperti tanpa perencanaan matang sehingga menimbulkan pertanyaan besar mengenai motif dan tujuan sebenarnya dari operasi ini.
Menurut Bambang, peristiwa ini harus dilihat lebih dalam dari sekadar kesalahan prosedur dalam penggerebekan. Akar permasalahannya bukan hanya pada judi sabung ayam, tetapi juga pada kemungkinan adanya perseteruan antara dua institusi, yaitu TNI dan Polri. Hal ini menunjukkan adanya indikasi perebutan kendali dalam lapak tertentu, yang pada akhirnya berujung pada insiden fatal tersebut.
Andhika Rakatama – Redaksi