Economy

Rupiah Melemah, Masalah Ekonomi dan Politik Jadi Faktor Utama

Rupiah kembali melemah ke 16.611 rupiah per dolar Amerika. Menurut Direktur Ekonomi Digital Center of Economics and Law Studies, Nailul Huda, menjelaskan bahwa pelemahan rupiah berkaitan erat dengan sejumlah peristiwa politik dan ekonomi dalam beberapa hari terakhir. Salah satu faktor utama adalah anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat berwarna merah. Selain itu, ada penolakan terhadap revisi Undang-Undang TNI hingga memicu terjadinya demonstrasi di beberapa kota.

Saat ini, Indonesia tengah berada dalam pusaran isu politik dan ekonomi yang semakin memanas. Huda mengatakan kekhawatiran utama adalah bisa berdampak terhadap kepercayaan investor, yang berpotensi membuat mereka enggan menanamkan modal di dalam negeri. Huda menyoroti bahwa keterlibatan TNI yang berlebihan dalam ranah sipil dapat mengganggu stabilitas ekonomi, sehingga menjadi sinyal bagi investor untuk mempertanyakan kondisi pasar di Indonesia.

Menurut Huda, kurangnya respons pemerintah terhadap aspirasi publik mengenai RUU TNI juga menjadi salah satu faktor. Selain itu, ketidakmampuan pemerintah dalam berkomentar ke publik juga berdampak negatif pada pasar saham. Menurut Huda, pernyataan pejabat pemerintah juga memiliki peran penting dalam menjaga kepercayaan publik. Pernyataan seperti yang diucapkan oleh Prabowo, yang menganggap bahwa IHSG yang memerah bukanlah masalah, menunjukkan kurangnya pemahaman mengenai efek samping dari penurunan IHSG terhadap sektor lain. Hal ini berisiko menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah secara keseluruhan.

Ketika kepercayaan publik menurun, kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah, meskipun bersifat positif, tidak akan memberikan dampak besar. Justru, kebijakan negatif yang lebih dominan akan semakin memperburuk keadaan. Oleh karena itu, Huda menekankan bahwa langkah pertama yang harus diambil pemerintah adalah menyadari kesalahan mereka. Kesadaran ini penting untuk memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap pasar saham, sehingga mereka kembali berinvestasi. Jika saham-saham teratas bisa kembali ke harga sekitar 7.000, maka kondisi ini juga akan berkontribusi pada penguatan rupiah.

Andhika Rakatama – Redaksi

×

 

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× hey MOST...