National

Teror Kepala Babi dan Bangkai Tikus Kantor Majalah Tempo, Intimidasi Kebebasan Berpendapat?

Kasus teror terhadap wartawan Tempo yang yang sedang marak akhir-akhir ini, yakni pengiriman kepala babi dan tikus tanpa kepala ke kantor Tempo, mendapat kecaman luas dari warganet. Insiden ini dianggap sebagai ancaman terhadap kebebasan pers dan demokrasi di Indonesia. Pengamat politik, Hendri Satrio, menilai bahwa teror semacam ini tidak mencerminkan pancasilais.

Menurut Hendri, ketika ada warga negara yang mengalami teror seperti ini, seharusnya negara yang tersinggung, karena negara memiliki tanggung jawab untuk melindungi setiap warganya, termasuk jurnalis. Selain itu, Hendri Satrio juga mengatakan adanya dugaan konspirasi dalam kasus ini, yaitu kemungkinan bahwa pihak internal Tempo sendiri yang mengirimkan paket teror tersebut, demi menciptakan keributan dan menarik perhatian publik.

Selain itu, Hendri menekankan bahwa pejabat publik harus memiliki rasa empati dan simpati dalam menghadapi kasus semacam ini. Hendri mengkritik Kepala Kantor Komunikasi Presiden, Hasan Hasbi, yang dinilai seharusnya bisa memberikan pernyataan yang lebih proper. Apalagi, Hasan Hasbi baru saja menghadiri rapat dengan Presiden yang membahas tentang bagaimana cara memperbaiki komunikasi kepada publik.

Karena teror ini merupakan kasus serius, Hendri menegaskan bahwa pemerintah harus menangani masalah ini dengan serius pula. Respon yang cepat dan tegas dari pihak berwenang sangat dibutuhkan untuk menjaga kebebasan pers dan rasa aman bagi jurnalis di Indonesia.

Andhika Rakatama – Redaksi

×

 

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× hey MOST...