Business Life Style

Menkomdigi Sebut eSIM Dapat Kurangi Risiko Kejahatan Digital

Perkembangan teknologi telekomunikasi semakin pesat, salah satunya adalah peralihan penggunaan SIM card fisik ke eSIM. eSIM merupakan teknologi digital yang menggantikan fungsi kartu SIM fisik dengan chip yang langsung tertanam di dalam perangkat, sehingga tidak memerlukan lagi slot kartu SIM. Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menyatakan bahwa penggunaan eSIM dipercaya dapat membantu mengurangi risiko kejahatan digital yang selama ini dialami masyarakat.

IT and Internet Security Consultant, Alfons Tanujaya mengatakan bahwa sistem eSIM lebih terpantau dan sulit untuk disalahgunakan dibandingkan teknologi terdahulu. Menurut Alfons, banyak orang keliru menyamakan eSIM dengan teknologi lama seperti CDMA. Padahal, eSIM sepenuhnya berbasis pada teknologi GSM, yang memungkinkan hanya satu perangkat untuk satu nomor. Berbeda dengan CDMA yang bersifat analog dan tidak termonitor, sehingga memungkinkan satu nomor digunakan di beberapa perangkat secara bersamaan. Perbedaan mendasar antara SIM fisik dan eSIM terletak pada bentuk serta penggunaannya. Jika SIM fisik membutuhkan kartu dan slot khusus di ponsel, maka eSIM adalah chip yang sudah tertanam langsung di motherboard ponsel. Hal ini memberikan kemudahan karena pengguna tidak perlu membeli kartu fisik lagi. Cukup dengan memindai QR code, pengguna bisa langsung mengaktifkan paket prabayar, termasuk saat berada di luar negeri.

Keunggulan lainnya adalah kemudahan pengelolaan. Alfons mencontohkan, ketika ponsel hilang, pengguna bisa menonaktifkan eSIM dan mengaktifkannya kembali di perangkat lain. Selain itu, ponsel yang mendukung eSIM dan masih memiliki slot SIM fisik memungkinkan penggunaan beberapa provider secara bersamaan, tanpa harus menggunakan perangkat dual SIM. Selain itu, Alfons mencatat bahwa hanya sekitar 15% perangkat di Indonesia yang sudah mendukung teknologi ini, dan pengguna eSIM masih di bawah 1%. Saat ini, eSIM umumnya hanya tersedia di ponsel kelas atas seperti iPhone 15, iPhone 16, dan beberapa model terbaru dari Samsung.

Walaupun eSIM dinilai lebih aman secara digital, pada dasarnya, keamanan tidak hanya bergantung pada jenis SIM yang digunakan. Akar permasalahan justru terletak pada lemahnya sistem registrasi kartu prabayar di Indonesia. Banyak kartu yang dijual tanpa proses validasi data yang ketat, bahkan ada yang sudah aktif tanpa melalui tahapan pendaftaran seperti memasukkan NIK dan data pribadi lainnya. Meskipun begitu, Alfons menyebut bahwa eSIM tetap memiliki nilai tambah dari sisi keamanan. Ketika ponsel hilang, pengguna eSIM dapat dengan cepat mengelola dan mengamankan nomor mereka secara digital, sebuah fitur yang tidak dimiliki oleh SIM fisik secara langsung. Dengan sistem pendukung dan regulasi yang kuat, eSIM berpotensi menjadi solusi yang lebih aman dan praktis di masa depan.

Andhika Rakatama – Redaksi

×

 

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× hey MOST...