Sepanjang tahun 2023 hingga 2024, Aliansi Jurnalis Independen mencatat sekitar 1.200 pekerja media, termasuk jurnalis, telah mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK). Namun, angka ini diyakini belum mencerminkan kondisi sebenarnya yang kemungkinan jauh lebih besar. Di awal tahun ini, beberapa perusahaan media bahkan telah merencanakan untuk kembali merumahkan sejumlah karyawannya. Ketua Dewan Pers, Ninik Rahayu, mengungkapkan bahwa gelombang PHK ini sebagian besar dipicu oleh pergeseran belanja iklan yang kini lebih banyak dialihkan ke media sosial dan para influencer.
Wakil Pemimpin Redaksi Republika, Stevy Maradonna yang menyatakan bahwa fenomena ini masih berkaitan erat dengan dampak pandemi COVID-19. Salah satu dampak nyata dari perubahan tersebut terlihat dalam konvergensi antara media tradisional, media sosial, dan efek urutannya. Stevy mengatkan, teman-teman dari liputan otomotif menjadi salah satu yang paling terdampak. Sebelum pandemi, media konvensional masih menjadi pilihan utama. Namun setelahnya, banyak individu mulai membuat konten otomotif di YouTube, Instagram, dan TikTok, yang menawarkan eksposur dan pengukuran audiens yang lebih terarah dan terukur. Hal ini membuat para pengiklan lebih memilih bekerja sama dengan para influencer yang dinilai lebih efektif dalam menyasar target pasar mereka.
Stevy mengatakan, dalam beberapa minggu terakhir, terlihat bahwa media televisi menjadi salah satu yang paling terdampak. Perubahan perilaku konsumen yang lebih memilih mengakses konten melalui media sosial menyebabkan pengiklan semakin menjauh dari media konvensional. Menurut Stevy, tidak hanya televisi, media daring dan radio pun turut mengalami pergeseran model bisnis yang cukup drastis. Sebelumnya, transformasi sudah terjadi karena digitalisasi, namun kini muncul gelombang perubahan baru akibat perkembangan teknologi kecerdasan buatan atau AI.
Menurut Stevy, perubahan ini memang telah lama diprediksi, terutama dengan hadirnya media sosial. Namun, Stevy tidak menyangka perubahan yang sangat cepat ternyata melampaui ekspektasi banyak pihak, termasuk dirinya sendiri, yang mengaku sempat tidak siap menghadapi percepatan tersebut. Namun, Stevy masih meyakini bahwa media konvensional tetap memiliki peluang untuk bertahan, meskipun harus beradaptasi secara lebih terhadap perkembangan zaman.
Andhika Rakatama – Redaksi