Sistem pembayaran QRIS menjadi sorotan internasional setelah Amerika Serikat menyampaikan keberatannya. Negara tersebut menilai QRIS merugikan perusahaan kartu internasional seperti Visa dan Mastercard yang mulai kalah pamor di Indonesia. Namun, di balik kritik tersebut, ada banyak hal yang patut dibanggakan dari kehadiran QRIS. Menurut Pengamat Kebijakan Publik dan Ekonomi dari UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, QRIS merupakan inovasi yang sangat inklusif. Achmad juga mengatakan, QRIS tidak seperti metode pembayaran lainnya yang umumnya hanya populer di kota besar dan digunakan oleh kalangan berpendidikan. QRIS bisa ditemukan di berbagai sudut negeri. Mulai dari pedagang kaki lima, pasar tradisional, hingga warung pinggir jalan, semua dapat menerima pembayaran digital melalui QRIS.
Dengan adanya QRIS, masyarakat juga dapat bertransaksi dengan mudah tanpa mengalami kehilangan dana atau keterlambatan masuknya uang, yang menjadi bukti keandalan sistem tersebut. Namun, Achmad juga mengatakan saat ini, sistem QRIS masih memiliki kendala, terutama soal koneksi internet. Hal tersebut dikarenakan transaksi QRIS membutuhkan jaringan dan tidak jarang terjadi kegagalan transaksi akibat koneksi yang buruk, terutama di wilayah yang belum memiliki infrastruktur jaringan yang memadai. Namun, Achmad menilai kendala tersebut masih dalam batas wajar. Jumlah transaksi yang berhasil jauh lebih banyak dibanding yang gagal, menunjukkan bahwa sistem QRIS secara umum sudah sangat efektif.
QRIS juga mempercepat peralihan menuju masyarakat tanpa uang tunai. Selain mendorong fenomena cashless, QRIS kini bahkan sudah bisa digunakan untuk transaksi lintas negara, khususnya di kawasan ASEAN. Ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat nilai tukar rupiah dan menghindari beban biaya tambahan saat bertransaksi dengan mata uang asing. Dengan segala keunggulannya, QRIS menjadi simbol kemajuan teknologi keuangan Indonesia yang tidak hanya mempermudah masyarakat, tetapi juga memperkuat kedaulatan ekonomi nasional.
Andhika Rakatama – Redaksi