Health National

Penyakit Genetik Talasemia Meningkat di Indonesia

Kasus pengidap talasemia mayor di Indonesia menunjukkan tren peningkatan yang mengkhawatirkan. Dalam delapan tahun terakhir, jumlah kasusnya terus melonjak, bahkan pada tahun 2022 tercatat sebanyak 12.155 orang mengidap talasemia, meningkat dari 10.973 orang pada tahun sebelumnya. Talasemia sendiri merupakan kelainan darah turunan yang menyebabkan tubuh tidak mampu memproduksi hemoglobin secara normal. Hemoglobin sangat penting dalam tubuh karena berfungsi untuk membawa oksigen melalui sel darah merah ke seluruh tubuh. Ketika tubuh kekurangan hemoglobin, maka aliran oksigen terganggu, yang berujung pada anemia berat serta berbagai komplikasi penyakit lainnya.

Founder Komunitas Blood For Thalassemia, Yunizar Isnardi atau yang akrab disapa Bois, mengatakan sekitar 40% penyebaran talasemia tertinggi berada di Jawa Barat. Bois menekankan bahwa darah sangat vital bagi pengidap talasemia. Seiring bertambahnya usia, aktivitas yang meningkat dan tekanan hidup membuat kadar hemoglobin pengidap semakin cepat menurun. Akibatnya, frekuensi transfusi darah pun meningkat. Jika sebelumnya mereka hanya membutuhkan transfusi sebulan sekali, bisa jadi harus melakukan transfusi setiap tiga minggu sekali.

Bois juga menyoroti rendahnya kesadaran masyarakat terhadap penyakit ini. Banyak orang yang belum mengenal apa itu talasemia, padahal penyakit tersebut bisa dicegah dengan langkah sederhana. Pemerintah sebenarnya telah memiliki program untuk memutus rantai penyebaran talasemia, yakni melalui skrining darah sebelum menikah. Hal ini penting, sebab jika dua orang dengan talasemia minor menikah, besar kemungkinan anak yang dilahirkan akan menderita talasemia mayor. Oleh karena itu, sangat disarankan agar pengidap talasemia minor menikah dengan orang yang tidak memiliki gen talasemia, guna menurunkan risiko kelahiran anak dengan talasemia mayor.

Bois menyampaikan Selain transfusi darah, pengidap talasemia mayor juga memerlukan konsumsi obat-obatan secara rutin setiap hari agar kondisi tubuh tetap stabil. Semua ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat dan edukasi tentang talasemia masih sangat diperlukan di Indonesia. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat akan penyakit genetik ini menjadi langkah penting untuk mencegah dan memutus rantai penyebarannya di masa mendatang.

Andhika Rakatama – Redaksi

×

 

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× hey MOST...