Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus mempercepat pembangunan infrastruktur sumber daya air guna mendukung visi Presiden Prabowo dalam mencapai swasembada pangan, energi, dan ketahanan air nasional. Salah satu proyek strategis yang menjadi perhatian adalah pembangunan Bendungan Jenelata di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Bendungan ini memiliki kapasitas tampung 223,6 juta meter kubik dan genangan seluas 1.220 hektare. Proyek ini diproyeksikan mendukung pengairan lahan pertanian seluas 25.783 hektare.
Setelah konstruksi fisik selesai, fokus berikutnya adalah percepatan pembangunan jaringan irigasi teknis untuk mendukung produktivitas pertanian. Sulawesi Selatan sebagai lumbung pangan nasional diperkirakan akan mendapat manfaat besar dari proyek ini, terutama di sektor pertanian. Jaringan irigasi akan mencakup Bili-bili, Bissua, dan Kampili yang diharapkan meningkatkan indeks pertanaman hingga 300%. Ini memungkinkan petani panen dua hingga tiga kali per tahun.
Selain irigasi, Bendungan Jenelata dirancang menyediakan air baku sebesar 6,05 meter kubik per detik bagi kebutuhan domestik dan industri di sekitar Kabupaten Gowa. Bendungan ini juga berfungsi sebagai pengendali banjir dengan menurunkan debit Sungai Jenelata dari 1.800 menjadi 686 meter kubik per detik. Hal ini akan mengurangi beban Bendungan Bili-Bili yang selama ini menjadi satu-satunya pengendali banjir di wilayah tersebut. Jenelata juga diharapkan memperpanjang efektivitas pengendalian banjir hingga 50 tahun ke depan.
Selain itu, bendungan ini memiliki potensi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan kapasitas 7 MW serta sebagai destinasi wisata berbasis air dan kuliner. Progres pembangunan hingga 23 Juli 2025 tercatat mencapai 13,9% dan ditargetkan selesai pada 2028. Proyek ini didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 15% dan pinjaman dari Cexim Bank Tiongkok sebesar 85% dengan total anggaran Rp4,15 triliun. Bendungan Jenelata menjadi bagian penting dari strategi nasional untuk ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat Sulawesi Selatan.
Alexander Jason – Redaksi
