Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara Polisi Daerah Kepulauan Riau (Ditpolairud Polda Kepri) berhasil menangkap kawanan perompak kapal asing yang telah beraksi sejak tahun 2017 di perairan perbatasan Kepulauan Riau. Sebanyak sebelas orang pelaku ditangkap dalam operasi yang berlangsung pada Rabu, 9 Juli 2025, menggunakan kapal pancung bermesin. Para pelaku diduga merupakan bagian dari kelompok perompak berinisial P, dengan beberapa di antaranya juga terkait dengan kelompok lain. Saat ini, tiga kelompok perompak lainnya masih dalam pengejaran pihak kepolisian.
Dari pengembangan kasus, polisi turut menangkap pelaku berinisial F yang kedapatan membawa empat paket sabu. Seorang pelaku lainnya, A, diketahui berperan sebagai pengirim barang hasil curian ke Jakarta. Barang curian tersebut termasuk suku cadang kapal yang dicuri dari kapal asing. Polisi juga menyebut bahwa beberapa pelaku memiliki spesialisasi memanjat kapal dengan bantuan galah bambu sepanjang 10 meter.
Penangkapan ini bermula dari laporan kapal berbendera Denmark, Torm Elizabeth, yang dirampok di Selat Nipah dan Selat Philip, Kabupaten Karimun. Laporan tersebut juga diterima oleh International Maritime Bureau (IMB) yang memantau aktivitas maritim internasional. Menindaklanjuti laporan itu, tim Ditpolairud menyisir koordinat lokasi kejadian dan menemukan kapal pancung yang tengah mendekati kapal asing. Para pelaku memanfaatkan kewajiban kapal melambat di selat tersebut untuk memudahkan aksi mereka.
Sebagai barang bukti, polisi menyita kapal pancung, ponsel, sabu, senjata rakitan, serta lima dus suku cadang hasil curian. Para pelaku dijerat dengan pasal berlapis, termasuk pasal tentang pencurian dengan pemberatan, penadahan, narkotika, serta turut serta dalam tindak pidana. Direktur Polairud Polda Kepri, Kombes Pol. Handono Subiakto, menyatakan bahwa penyelidikan terhadap tiga kelompok lainnya masih terus dilakukan. Kepolisian berharap dapat segera mengungkap dan menangkap seluruh jaringan perompakan di wilayah perairan Kepri.
Alexander Jason – Redaksi
Source: media-hub Polri
