Nganjuk – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus memastikan Bendungan Semantok yang berlokasi di Desa Sambikerep, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk dapat memberikan manfaat optimal untuk mendukung pertanian, guna mewujudkan swasembada pangan nasional. Bendungan ini telah diresmikan pada akhir tahun 2022 lalu dengan fungsi utama untuk mengairi lahan pertanian seluas seluas 1.900 Hektare.
Menteri PU Dody Hanggodo ingin memastikan pengelolaan Bendungan Semantok berjalan optimal, baik dari sisi teknis maupun pemanfaatannya sebagai pasokan air irigasi agar lebih stabil sepanjang tahun, khususnya di musim kemarau.
Pada musim kemarau, Bendungan Semantok dapat dimanfaatkan sebagai pendistribusi air irigasi guna mencegah terjadinya kekeringan pada areal persawahan di wilayah hilir. Bendungan ini dilengkapi jaringan irigasi sebesar 2,47 m3/detik untuk menyuplai lahan pertanian seluas 1.900 Ha. Dengan begitu, kehadiran bendungan diharapkan dapat meningkatkan produksi pertanian di daerah tersebut yang sebelumnya menggunakan sistem perairan tadah hujan.
Bendungan ini didesain memiliki kapasitas tampung sebesar 32,67 juta m3 yang bersumber dari aliran Sungai Semantok. Dengan panjang puncak bendungan sekitar 3 km, Bendungan Semantok dikenal memiliki tubuh bendungan terpanjang di Indonesia.
Selain memberi manfaat sebagai penyuplai irigasi pertanian, bendungan dengan luas area genangan sebesar 365 hektare ini juga diproyeksi sebagai penyedia air baku sebesar 312 liter/detik untuk melayani 3 kecamatan di Nganjuk, yakni Rejoso, Lengkong, dan Gondang. Kehadiran Bendungan Semantok juga berfungsi mereduksi risiko banjir 137 m3/detik pada wilayah hilir yang dialiri Sungai Semantok saat musim hujan.
Dody berharap kehadiran Bendungan Semantok memberikan manfaat ganda tidak hanya sebagai penopang sektor pertanian, pengendali banjir dan penyuplai air baku, tetapi juga membuka peluang untuk pengembangan kawasan sebagai destinasi pariwisata di Jawa Timur yang dapat menumbuhkan ekonomi lokal.
(Redaksi MARI)