Ratusan siswa tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Jakarta Pusat mengikuti kegiatan Wajib Kunjung Objek Bersejarah dan Budaya yang digelar Suku Dinas Kebudayaan (Sudinbud) pada Rabu, 17 September 2025. Acara pelepasan rombongan dilakukan oleh Wali Kota Jakarta Pusat, Arifin, bersama jajaran pejabat daerah, termasuk Asisten Administrasi dan Kesejahteraan Rakyat, M Reza Pahlevi.
Program ini dirancang untuk memberikan pengalaman langsung kepada para pelajar dalam mengenal sejarah dan budaya kota. Pemerintah daerah menekankan bahwa pendidikan kebudayaan harus dimulai sejak dini agar lebih membekas. Arifin menilai kegiatan ini sebagai sarana penting memperkenalkan sejarah Jakarta kepada generasi muda. Ia menekankan bahwa pengalaman langsung di lapangan akan menambah wawasan siswa secara lebih nyata dibandingkan pembelajaran di kelas.
Melalui kunjungan ini, siswa diharapkan memiliki pemahaman yang lebih dalam terhadap warisan budaya daerah. Arifin mendorong para peserta untuk membagikan pengalaman tersebut melalui media sosial agar manfaatnya semakin luas. Kepala Seksi Perlindungan Sudinbud Jakarta Pusat, Mohammad Amin, menambahkan bahwa kegiatan tahun ini melibatkan 150 pelajar beserta guru pendamping dari sejumlah sekolah.
Para peserta diajak mengunjungi berbagai objek penting seperti Pusat Budaya Betawi Setu Babakan, Museum Seni Rupa dan Keramik, serta Museum Wayang di kawasan wisata Kota Tua. Rangkaian destinasi itu dipilih karena memiliki nilai sejarah sekaligus daya tarik budaya yang kuat. Amin menegaskan, pengalaman ini akan menjadi bekal berharga dalam memperkuat identitas generasi muda.
Kegiatan seperti ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam mendekatkan siswa pada kekayaan budaya yang dimiliki Jakarta. Di tengah derasnya arus globalisasi, penting bagi pelajar untuk tetap mengenal akar sejarah dan budayanya sendiri. Dengan melibatkan sekolah dan masyarakat, program ini menjadi bentuk nyata pendidikan karakter berbasis kebudayaan. Harapannya, tradisi melestarikan sejarah dapat diwariskan secara berkelanjutan dari generasi ke generasi.
Alexander Jason – Redaksi