National

Kemenperin Lepas Ekspor 54 Ribu Ton Baja KBI Senilai Rp571 Miliar ke Spanyol

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melepas ekspor 54 ribu ton produk lembaran baja putih atau cold rolled coil (CRC) ke Spanyol milik PT Krakatau Baja Industri (KBI) senilai Rp571 miliar. Langkah ini menegaskan daya saing tinggi industri baja nasional di pasar global.

Dirjen ILMATE Kemenperin, Setia Diarta, mengatakan, capaian ekspor tersebut didorong oleh meningkatnya permintaan internasional sekaligus keberhasilan program hilirisasi nasional. “Ekspor ini mencerminkan ketangguhan industri manufaktur Indonesia, khususnya baja, dalam menembus pasar dunia,” ujarnya di Cilegon, Banten, Kamis (25/9).

Berdasarkan data World Steel Association, Indonesia pada 2024 menempati posisi ke-14 dalam produksi crude steel dunia dengan capaian 17 juta ton atau meningkat 98,5 persen dibandingkan tahun 2019 yang hanya berproduksi 8,5 juta ton.

“Saat ini, kapasitas terpasang crude steel nasional mencapai 21 juta ton dan ditargetkan meningkat menjadi 27 juta ton pada 2029. Ini menunjukkan optimisme dan langkah ekspansif Indonesia dalam memperkuat daya saing di tingkat global,” ungkapnya.

Sejalan dengan sasaran tersebut, KBI ikut memberikan andil terhadap performa positif industri logam dasar nasional. Sepanjang 2025, perusahaan ini telah mengekspor 62 ribu ton produk CRC ke berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Polandia, dan Spanyol. Pada pelepasan ekspor ke Spanyol kali ini, KBI mengapalkan produk CRC dengan volume lebih dari 54 ribu ton atau senilai Rp571 miliar.

Menurut Setia, momentum ekspor ini menjadi bukti nyata ketangguhan industri manufaktur Indonesia, khususnya industri baja, dalam menembus pasar internasional. Selain itu, menjadi bukti bahwa produk baja Indonesia memiliki peluang besar dan mampu bersaing di kancah global. Pelepasan ekspor ini mencerminkan kemampuan industri baja nasional menghasilkan produk berkualitas tinggi yang mampu memenuhi standar internasional. Kami memberikan apresiasi kepada PT Krakatau Baja Industri atas konsistensinya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui aktivitas ekspor yang berkelanjutan.

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menegaskan pemerintah terus menjaga momentum pertumbuhan industri baja melalui kebijakan strategis, seperti penerapan trade remedies, SNI wajib, harga gas bumi tertentu (HGBT), fasilitasi fiskal, penggunaan produk dalam negeri untuk proyek pemerintah, serta dorongan industri hijau.

Agus juga mengingatkan adanya tantangan global, mulai dari proteksionisme perdagangan, ketegangan geopolitik, hingga konflik internasional. Namun ia optimistis kondisi ini membuka peluang bagi industri baja Indonesia untuk memperluas ekspor. “Industri baja berperan krusial dalam memperkuat ekonomi nasional, karena itu inovasi, kualitas, dan keberlanjutan harus terus ditingkatkan,” tegasnya.

Fito Wahyu Mahendra – Redaksi

×

 

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× hey MOST...