Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, menegaskan bahwa pemerintah memiliki cadangan dana yang solid untuk mendukung program pembangunan nasional, meskipun penerimaan pajak mengalami perlambatan di semester pertama 2025. Pernyataan ini disampaikan untuk meredam kekhawatiran publik terkait stabilitas keuangan negara di tengah tantangan ekonomi global.
Purbaya menyampaikan bahwa sisa anggaran lebih dari APBN tahun sebelumnya menjadi bantalan utama. Seandainya (penerimaan pajak) di bawah target pun tidak usah takut. Tahun lalu masih ada sisa anggaran lebih (SAL) yang cukup banyak. Jadi, Anda enggak usah takut pemerintah enggak punya uang untuk membangun.
Data terbaru menunjukkan Sisa Anggaran Lebih APBN 2025 mencapai Rp457,5 triliun, yang siap dimanfaatkan secara strategis. Pemerintah berencana mengalokasikan dana Rp16 triliun untuk pengembangan Koperasi Desa,Kelurahan Merah Putih, guna memperkuat ekonomi akar rumput.
Selain itu, Rp 85,6 triliun akan digunakan untuk menutup pelebaran defisit APBN tahun ini, memastikan kelancaran belanja negara tanpa mengganggu target pertumbuhan ekonomi. Meski begitu, Purbaya mengakui adanya tantangan serius dalam penerimaan pajak. Pada paruh pertama 2025, serapan pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) mengalami penurunan signifikan.
Faktor pemicu utama adalah melemahnya konsumsi rumah tangga serta kinerja ekonomi domestik yang cenderung lesu, dipengaruhi oleh ketidakpastian global seperti fluktuasi harga komoditas dan inflasi. Namun, Menkeu tetap optimis terhadap pemulihan. Ia memprediksi tren penerimaan pajak akan membaik mulai triwulan terakhir tahun ini, khususnya dari Oktober hingga Desember 2025.
Keyakinan ini didasari oleh sejumlah inisiatif stimulus pemerintah, termasuk penyuntikan dana sebesar Rp200 triliun ke lima bank besar. Dana tersebut ditargetkan untuk mendorong sektor riil, seperti UMKM dan infrastruktur, sehingga bisa memacu aktivitas ekonomi secara keseluruhan.
Fito Wahyu Mahendra – Redaksi