Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, meresmikan remodeling Gedung Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya 1 di Tebet, Jakarta Selatan. Dalam kunjungan itu, ia mengaku bangga sekaligus terkejut dengan hasil pembaruan yang dinilai mampu menjawab kebutuhan pembinaan remaja. Panti ini berada di bawah pengelolaan Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta dan merupakan bagian dari 22 panti yang saat ini aktif beroperasi. Program remodeling berjalan berkat kerja sama antara Indonesia dan Korea Selatan melalui Kementerian Sosial dengan dukungan konsorsium dari Korea Institute for Development Strategy (KDS), World Vision Korea (WV), serta Rebach International yang difasilitasi Korea International Cooperation Agency (KOICA).
Pramono menilai hasil pembaruan luar biasa karena fasilitas pelatihan yang beragam, mulai dari tata boga, salon, refleksi, hingga perbaikan gawai dan pembuatan mebel. Ia mencontohkan salah satu alumni panti yang berhasil menorehkan prestasi internasional di Guangzhou, membuktikan bahwa pembinaan menghasilkan lulusan berkualitas. Menurutnya, keberhasilan ini menjadi tantangan bagi panti sosial lain di Jakarta untuk melakukan modernisasi serupa. Ia mendorong Dinas Sosial DKI Jakarta memperluas remodeling agar manfaat program lebih merata dirasakan remaja rentan.
Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya 1, menampung sekitar 100 remaja dengan latar belakang rentan, seperti putus sekolah, anak jalanan, dan remaja terlantar. Mereka dibina selama kurang lebih satu tahun dengan bekal keterampilan kerja yang beragam.
Pramono menegaskan bahwa pelatihan ini bukan hanya soal keterampilan teknis, melainkan juga membangun kepercayaan diri dan menyiapkan warga binaan agar siap terjun ke dunia kerja. Ia menekankan keberlanjutan program agar para alumni tidak kembali ke jalanan, melainkan menjadi individu mandiri dan produktif.
Untuk itu, panti berkolaborasi dengan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, perguruan tinggi negeri maupun swasta, hingga dunia industri yang terlibat dalam bursa kerja pascapelatihan. Dukungan sarana modern, kurikulum rehabilitasi sosial, serta fasilitas lengkap seperti ruang kelas, auditorium, perpustakaan, ruang olahraga, hingga pelatihan otomotif, menjadi modal penting keberhasilan program.
Panti ini memiliki kapasitas hingga 120 orang dengan sembilan jenis pelatihan keterampilan. Kehadirannya diharapkan tidak hanya memberi kemandirian bagi remaja rentan, tetapi juga menurunkan angka permasalahan sosial di Jakarta melalui reintegrasi sosial yang berdaya dan berkelanjutan.
Alexander Jason – Redaksi

