Sebanyak 34 prajurit TNI Angkatan Darat (AD) diberangkatkan ke Singapura untuk mengikuti pelatihan manajemen makanan sebagai langkah cepat merespons maraknya kasus keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Pelatihan Institutional Food Management Training digelar di Army Combat Service Support Command pada 13-18 Oktober 2025, sebagai bagian dari upaya memperkuat ketahanan pangan dan keamanan makanan nasional.
Langkah ini merupakan kelanjutan dari kesepakatan bilateral antara Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Maruli Simanjuntak dengan rekanannya di Singapura. Fokus utama pelatihan mencakup pengelolaan makanan institusional, yang dirancang untuk meningkatkan kualitas layanan MBG di tengah maraknya laporan keracunan massal di kalangan siswa.
Menurutnya, respons TNI terhadap kasus-kasus keracunan makanan yang menimpa siswa pasca-mengonsumsi MBG menunjukkan komitmen kuat. Profesor Dr. Aminuddin Syam, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (Unhas) bidang Ilmu Pendidikan Gizi, menilai langkah TNI AD sebagai bentuk adaptasi cepat terhadap tantangan kesehatan masyarakat.
Data terbaru dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menunjukkan urgensi pelaksanaan pelatihan ini. Dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR di Senayan, Jakarta, pada 1 Oktober 2025, Kepala BPOM Taruna Ikrar mengungkapkan bahwa sepanjang Januari hingga September 2025 telah terjadi 103 kasus keracunan yang berasal dari program Makanan Bergizi Gratis (MBG).
Kasus-kasus tersebut menimbulkan 9.089 korban yang tersebar di 83 kabupaten/kota dan 28 provinsi di seluruh Indonesia. Temuan ini menegaskan pentingnya peningkatan pengawasan serta pelatihan keamanan pangan untuk mencegah insiden serupa di masa mendatang.
Prof Aminuddin Syam menambahkan bahwa model TNI AD patut dijadikan benchmark bagi stakeholder lain. Pelatihan di Singapura ini tidak hanya akan membekali prajurit TNI AD dengan pengetahuan teknis pengelolaan makanan skala besar, tetapi juga strategi pencegahan risiko higienis.
Harapannya, inisiatif seperti ini dapat mempercepat pencapaian target program Makanan Bergizi Gratis (MBG)sebagai salah satu pilar ketahanan pangan nasional, sekaligus menekan jumlah kasus keracunan yang terus meningkat. Program MBG, yang digagas pemerintah untuk meningkatkan asupan gizi anak sekolah, kini berada di tahap krusialdalam pelaksanaannya. Dengan adanya dukungan lintas sektor, termasuk dari TNI, peluang untuk memaksimalkan dampak positif program ini bagi kesehatan generasi muda semakin terbuka lebar.
Fito Wahyu Mahendra – Redaksi