Rifki Nurwan Aziz, alumni Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung yang melanjutkan studi ke Australia, untuk kembali ke Tanah Air dan mengajar di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 13 Bekasi.
Keputusan itu berawal dari keinginannya berkontribusi langsung pada program Presiden RI Prabowo Subianto. Ia yakin, pendidikan yang merata adalah kunci memutus rantai kemiskinan.
“Program dari Pak Presiden ini punya tujuan besar: memutus rantai kemiskinan lewat pendidikan. Saya ingin menjadi bagian dari perjuangan itu — memberikan motivasi dan semangat agar anak-anak bisa percaya diri dan meraih masa depan yang lebih baik,” ucap Rifki saat ditemui di Kompleks Sentra Terpadu Pangudi Luhur, Bekasi, pekan ini.
Selama lebih dari tiga bulan mengajar, Rifki menyaksikan perubahan yang signifikan pada murid-muridnya yang mayoritas berasal dari keluarga miskin dan miskin ekstrem. Anak-anak yang dulu pemalu dan enggan berbaur kini lebih percaya diri, aktif bertanya, serta berani tampil di depan kelas.
“Pertama kali melihat anak-anak, mereka itu seperti tidak ada harapan untuk bisa berkembang — malu-malu dan sulit berbaur. Tapi dengan berjalannya waktu, Alhamdulillah anak-anak sekarang menjadi percaya diri,” ungkap guru yang juga menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah SRMA 13 Bekasi itu.
Menurut Rifki, para siswa kini mulai menemukan minat dan bakat mereka. Ada yang aktif di paduan suara, paskibra, hingga olahraga pencak silat.
“Dulu mereka membisu, tidak ada kreativitas. Sekarang senyumnya mulai lebar, semangat belajarnya tumbuh. Karena ekonomi bukan lagi halangan untuk mereka bisa mencapai cita-cita,” tambah Rifki, yang mengajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN).
Rifki menilai bahwa program Sekolah Rakyat yang digagas Presiden Prabowo memang tepat sasaran. Program ini tidak hanya memberi kesempatan belajar bagi anak-anak miskin, tetapi juga menumbuhkan rasa percaya diri dan harapan baru bagi mereka.
Dengan dukungan guru, berbagai potensi siswa terus dikembangkan melalui pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan. Salah satu pencapaian membanggakan ialah tim paduan suara SRMA 13 Bekasi yang tampil di Istana Negara pada upacara HUT ke-80 RI.
Rifki juga terkesan dengan tekad kuat siswa dari keluarga pemulung. Salah satunya Jumaro, siswa kelas 1E.
“Jumaro ingin menjadi biologis. Dia bercita-cita kuliah di IPB untuk belajar cara membuat lingkungan Bantar Gebang lebih bersih dan wangi. Katanya, ‘Sekarang baunya menyengat sekali, saya ingin sekolah tinggi supaya bisa memperbaikinya,’’ ujar Rifki.
Bagi Rifki, perubahan sikap dan semangat para siswa itu adalah bukti nyata bahwa pendidikan bisa mengubah nasib. “Saya yakin cita-cita mereka bisa tercapai. Jangan menyerah, semangat terus belajar. Pelan-pelan saja, pasti bisa,” ujarnya penuh haru.
Rifki pun menyampaikan apresiasi atas program Sekolah Rakyat yang dicetuskan Presiden Prabowo.
“Terima kasih, Pak Presiden Prabowo. Program ini sangat baik dan tepat sasaran. Bagi mereka yang menganggap ekonomi sebagai penghalang terbesar untuk menggapai cita-cita, Sekolah Rakyat telah membuktikan bahwa pendidikan bisa memutus rantai kemiskinan,” pungkas Rifki.
Fito Wahyu Mahendra – Redaksi


 
					
									