Presiden Prabowo Subianto menyoroti urgensi pengelolaan air untuk mencegah banjir dan kekeringan di Indonesia. Hal itu disampaikan Dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/10), Presiden menegaskan bahwa air harus menjadi sumber produktivitas, bukan sumber bencana bagi masyarakat. Ia menekankan, keberhasilan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kemampuan dalam mengelola air, pangan, dan energi secara efisien.
Presiden memerintahkan kementerian dan lembaga terkait untuk memperbaiki sistem tata kelola air, termasuk pembangunan infrastruktur penampungan, irigasi, dan pengendalian banjir di berbagai daerah. Ia juga meminta agar perguruan tinggi meninjau kembali kurikulum hidrologi agar lebih aplikatif dan mampu menjawab tantangan perubahan iklim yang semakin nyata.
“Asal kita sadar ini, kita fokus ini, kita yakinkan kebijakan kita menjamin kita mampu memproduksi dan distribusi pangan dengan baik dan efisien, energi juga demikian, mampu mengelola air, kita kuat,” tegasnya.
Presiden juga meminta akademisi meninjau kurikulum hidrologi untuk mendukung pengelolaan air yang efektif.
Keberhasilan bangsa, menurut Prabowo, bergantung pada pengelolaan air, pangan, dan energi yang efisien. Air harus menjadi sumber produktivitas, jangan menjadi sumber bencana. Fokus ini dianggap krusial untuk memperkuat ekonomi dan ketahanan Indonesia menghadapi tantangan iklim global.
Fito Wahyu Mahendra – Redaksi