Satuan Antiteror Kepolisian Republik Indonesia, Densus 88 AT Polri, melalui tim pencegahannya mengadakan sosialisasi strategi pencegahan paham intoleransi, radikalisme, ekstremisme, dan terorisme di Kecamatan Talawaan pada Selasa, 14 Oktober 2025. Acara ini melibatkan para lurah dan perangkat kelurahan, tokoh agama, serta tokoh masyarakat yang memiliki peran penting dalam menjaga ketahanan sosial.
Inisiatif ini menjadi bagian dari upaya nasional memperkuat moderasi beragama dan menjaga stabilitas keamanan di tingkat akar rumput. Melalui langkah ini, Densus 88 menegaskan pendekatan lunak yang menekankan edukasi dan kolaborasi masyarakat sebagai garda terdepan melawan ideologi kekerasan.
Dalam pemaparannya, Tim Pencegahan menekankan pentingnya sinergi antara aparat keamanan dan warga dalam menangkal penyebaran paham radikal. Mereka menjelaskan bahwa gerakan terorisme tidak dapat dilekatkan pada satu agama tertentu, melainkan muncul dari penyimpangan ideologis dan kebencian terhadap perbedaan.
Pendekatan ini bertujuan membangun kesadaran kolektif bahwa toleransi dan dialog merupakan fondasi utama dalam kehidupan berbangsa. Melalui kerja sama lintas sektor, masyarakat diharapkan mampu mengenali potensi ancaman dan mengambil langkah preventif yang efektif.
Kegiatan sosialisasi ini juga memberikan pemahaman praktis mengenai ciri-ciri individu atau kelompok yang terpapar radikalisme. Peserta diajak untuk memahami pola perekrutan, narasi yang digunakan, serta cara melaporkan aktivitas mencurigakan tanpa menimbulkan kepanikan sosial.
Pendekatan berbasis pengetahuan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas deteksi dini di setiap lingkungan. Selain itu, penguatan nilai-nilai kebangsaan dihubungkan dengan semangat Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, yang menempatkan ideologi Pancasila sebagai landasan moral dan politik negara.
Melalui program ini, Densus 88 menegaskan komitmennya untuk tidak hanya bertindak represif, tetapi juga memperkuat daya tahan masyarakat terhadap infiltrasi ideologi kekerasan. Sosialisasi berjalan dalam suasana aman, tertib, dan penuh antusiasme, mencerminkan partisipasi aktif warga dalam menjaga perdamaian lokal. Diharapkan kegiatan serupa dapat menjadi model kolaboratif antara aparat dan komunitas dalam membangun ketahanan sosial. Secara keseluruhan, inisiatif ini menjadi cermin nyata dari upaya berkelanjutan negara dalam melindungi warganya melalui pendekatan humanis dan berwawasan kebangsaan.
Alexander Jason – Redaksi