Pemerintah mulai membuka peluang untuk melahirkan bank koperasi baru yang digagas melalui skema patungan koperasi sebagai bagian dari perluasan akses permodalan koperasi di sektor riil. Langkah ini muncul setelah Menteri Koperasi, Ferry Juliantono, menyatakan bahwa sejumlah bank telah menawarkan opsi yang sedang dipelajari untuk memungkinkan koperasi membeli saham secara kolektif.
Dalam forum Temu Mitra LPDB di Jakarta, Ferry menegaskan bahwa skema tersebut tengah dijajaki sebagai penguatan sistem pembiayaan koperasi yang dibutuhkan KDKMP untuk masuk lebih dalam ke rantai produksi, distribusi, hingga pengelolaan gerai modern.
Ferry menjelaskan bahwa rencana pembentukan bank koperasi ini berangkat dari kebutuhan koperasi untuk memiliki lembaga keuangan yang sepenuhnya dirancang sesuai model usaha anggota yang kini semakin berkembang. Meski belum menyebutkan nama maupun jumlah bank yang sedang ditawar, Ferry memastikan bahwa seluruh opsi tengah dianalisis.
“Ada beberapa bank yang ditawarkan kepada kami. (Skemanya) Teman-teman dari koperasi bisa patungan (membeli saham bank). Kita akan lihat (nanti),” kata Ferry dalam acara Temu Mitra Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) di Jakarta, Kamis.
Ferry menambahkan bahwa LPDB akan diberi ruang lebih besar untuk memperkuat pembiayaan produktif koperasi, mengingat kebutuhan modal tumbuh cepat seiring ekspansi KDKMP ke sektor produksi, distribusi logistik, dan layanan gerai modern desa.
Direktur Utama LPDB Koperasi, Krisdianto Soedarmono, mengatakan bahwa LPDB akan memperbesar dukungan pembiayaan produktif khususnya untuk memastikan kebutuhan harian masyarakat dapat diproduksi koperasi dan masuk ke gerai KDKMP.

