National

BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca di 6 Titik Antisipasi Cuaca Ekstrem

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa Indonesia akan memasuki puncak musim penghujan pada Januari hingga Februari mendatang. Peningkatan curah hujan diperkirakan terjadi di Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara. Situasi ini menempatkan berbagai wilayah pada risiko cuaca ekstrem yang lebih tinggi. Pemerintah pun dituntut bersiap menghadapi dampak lanjutan dari intensitas hujan tersebut.

BMKG juga mencatat keberadaan tiga sistem atmosfer di sekitar Indonesia, yakni siklon Bakung serta bibit siklon 93S dan 95S. Ketiga fenomena ini berpotensi memicu hujan ekstrem di sejumlah daerah. Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, menjelaskan bahwa lembaganya terus melakukan pemantauan intensif. Langkah antisipatif dinilai krusial untuk menekan potensi bencana hidrometeorologi.

Salah satu upaya yang ditempuh adalah operasi modifikasi cuaca untuk mengendalikan pembentukan hujan. BMKG menggunakan bahan seperti Natrium Klorida (NaCl) dan Kalsium Oksida (CaO) guna mengarahkan atau memecah awan hujan. Metode ini disebut mampu menurunkan curah hujan hingga 20 sampai 50 persen. Upaya tersebut diposisikan sebagai alat mitigasi terhadap risiko banjir dan bencana cuaca ekstrem lainnya.

Saat ini, modifikasi cuaca dilakukan di enam wilayah, termasuk Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Lampung. BMKG juga bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta kementerian terkait untuk menyediakan platform informasi cuaca bagi sektor transportasi. Sinergi lintas lembaga menjadi kunci dalam menjaga keselamatan publik. Masyarakat diimbau tetap waspada namun tenang, seraya mengikuti informasi resmi terkait perkembangan cuaca.

Alexander Jason – Redaksi

×

 

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× hey MOST...