PT Kereta Api Indonesia atau KAI resmi mengoperasikan Kereta Petani dan Pedagang pada layanan Commuter Line Merak mulai Senin (1/12). Inovasi ini menjadi terobosan transportasi publik yang memperkuat pemerataan ekonomi, khususnya bagi petani dan pedagang di Banten. Melalui skema subsidi PSO dari Kementerian Perhubungan, tarif ditetapkan hanya Rp 3.000 sehingga layanan terjangkau oleh para petani dan pedagang.
Dikutip dari unggahan resmi media sosial KAI @kai121, Kereta khusus ini merupakan hasil kolaborasi KAI Group dan Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan, dengan seluruh proses desain dan modifikasi dikerjakan Balai Yasa Surabaya Gubeng. Interior, ruang bagasi, serta sistem pendukung perjalanan dirancang untuk memenuhi kebutuhan pelaku usaha rakyat dalam mendistribusikan hasil pertanian dan produk dagangan.
“Inovasi ini dihadirkan untuk memudahkan petani dan pedagang dalam mengangkut hasil bumi dan barang dagangan dengan aman, cepat, dan anti macet di perjalanan,” tulis KAI melalui media sosial, dikutip Selasa (9/12).
Kereta Petani dan Pedagang memiliki kapasitas 73 tempat duduk dan area bagasi luas. Layanan ini dirangkaikan pada 14 perjalanan Commuter Line Merak setiap hari, melayani 11 stasiun dari Rangkasbitung hingga Merak. Setiap pengguna dapat membawa dua koli barang berukuran besar. Untuk menggunakan layanan ini, pelanggan dapat mendaftar Kartu Petani dan Pedagang, membeli tiket sejak H-7, dan melakukan boarding lebih awal.
Pengguna tanpa kartu tetap bisa membeli tiket jika kuota masih tersedia. Seluruh sarana juga telah melalui uji teknis dan sertifikasi agar aman dan nyaman. Pada hari pertama operasional, tercatat 95 pengguna memanfaatkan kereta ini dengan barang bawaan berupa hasil pertanian, olahan makanan, dan kerajinan.
Fito Wahyu Mahendra – Redaksi

