Masyarakat Kamboja memberikan dukungan penuh terhadap keputusan Komite Olimpiade Nasional Kamboja (NOCC) menarik diri dari keikutsertaan SEA Games 2025. Kebijakan tersebut diambil di tengah meningkatnya ketegangan militer antara Kamboja dan Thailand di wilayah perbatasan.
Keputusan mundur itu disampaikan NOCC melalui surat resmi kepada Federasi SEA Games (SAGF) dengan alasan keamanan. Situasi perbatasan yang tidak stabil dinilai berpotensi mengancam keselamatan atlet-atlet Kamboja selama penyelenggaraan pesta olahraga Asia Tenggara tersebut.
Direktur Jenderal Hubungan Internasional Institut Kamboja, Kin Phea, menyatakan dukungannya terhadap langkah NOCC. Ia menegaskan bahwa keselamatan kontingen harus menjadi prioritas utama dalam kondisi yang tidak menentu.
“Thailand tak bisa diandalkan sebagai tuan rumah dan saya khawatir atlet kami bakal menghadapi semacam intimidasi selama keikutsertaan mereka. Kami tidak bisa percaya sisi Thailand meski mereka sudah bersaksi menjamin keselamatan atlet Kamboja,” ujar Kin Phea, dikutip dari Khmer Times.
Keputusan mundur disampaikan sehari setelah upacara pembukaan SEA Games 2025, menyusul insiden saling serang yang melibatkan militer Thailand dan Kamboja di zona perbatasan. Konflik wilayah antara kedua negara telah berlangsung sejak awal 2000-an dan kembali memanas sepanjang tahun ini, termasuk serangan yang terjadi pada November 2025.
Memanasnya konflik membuat Kamboja memutuskan tidak mengirimkan atlet dari sejumlah cabang olahraga seperti sepak bola, silat, dan gulat. Sekretaris Jenderal NOCC, Vath Chamroeun, menegaskan bahwa aspek keamanan menjadi pertimbangan utama pihaknya menarik kontingen, meski mereka sempat menghadiri seremoni pembukaan pada Selasa (9/12).
“Keputusan tidak diambil begitu saja. Kami sangat mengapresiasi layanan, kehangatan, dan semangat olahraga yang ditunjukkan panitia SEA Games Thailand dan Komite Olimpiade Thailand kepada atlet kami,” ujar Chamroeun dalam keterangan tertulis pada Rabu (10/12).
Akbari Danico – Redaksi

