Metropolitan

Pemprov DKI Bebaskan Ijazah 2.753 Siswa Madrasah dan Sekolah Swasta

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memperluas jangkauan program pemutihan ijazah dengan menyasar 1.265 siswa madrasah dan 1.488 siswa sekolah swasta pada tahap penutup tahun anggaran 2025. Gubernur Pramono Anung menyatakan bahwa bantuan total Rp2,8 miliar yang diserahkan di Balai Kota pada Selasa (30/12) ini bertujuan untuk menciptakan pemerataan akses pendidikan bagi seluruh jenjang sekolah di Jakarta.

Program Pemutihan Ijazah menjadi bukti nyata keberpihakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam memberikan solusi bagi peserta didik yang terjerat kendala administrasi biaya. Inisiatif ini dirancang untuk memperluas akses pendidikan yang adil serta inklusif, memastikan setiap warga Jakarta memiliki kesempatan yang sama untuk menatap masa depan.

Sepanjang tahun 2025, program kolaboratif ini sukses menuntaskan permasalahan 6.050 ijazah dengan total alokasi anggaran mencapai Rp14,9 miliar. Mengingat signifikansi dampak sosialnya, Pemprov DKI Jakarta memproyeksikan target penerima manfaat pada tahun mendatang tetap berada pada angka yang stabil.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta, Nahdiana menjelaskan, pelaksanaan tahap kelima ini merupakan bagian dari rangkaian program pemutihan ijazah yang telah bergulir sejak tahap pertama.

“Pada tahap pertama, bantuan diberikan kepada 117 siswa, tahap kedua kepada 371 siswa, tahap ketiga kepada 820 siswa, tahap keempat gelombang pertama kepada 744 siswa dan gelombang kedua kepada 1.238 siswa, serta tahap kelima kepada 2.753 siswa,” ujar Nahdiana.

Menurutnya, program ini dapat terlaksana atas dukungan sejumlah pihak yang berkolaborasi dalam pendanaan, salah satunya Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi DKI Jakarta.

Salah seorang penerima bantuan pemutihan ijazah adalah putra Nunung (54), warga Jakarta Utara. Nunung menjelaskan, ijazah Sekolah Menengah Pertama (SMP) putranya tertahan lebih dari tiga tahun karena keterbatasan biaya.

“Senang sekali, anak saya akhirnya bisa menerima ijazah SMP. Waktu itu saya tidak punya uang untuk menebus ijazah. Suami juga sudah tidak bekerja. Alhamdulillah, hari ini ijazahnya bisa diterima,” ucap Nunung

Khofifah Alawiyah – Redaksi

×

 

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× hey MOST...