Berdasarkan pemutakhiran data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Minggu kemarin, jumlah korban banjir dan longsor di tiga provinsi Sumatra—Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat–terus bertambah. Terkini, total sebanyak 940 orang meninggal dunia akibat bencana ekologis yang terjadi di tiga provinsi di Pulau Sumatra itu. Dilansir dari laman gis.bnpb.go.id, korban meninggal paling banyak di Aceh yakni 382 orang. Kemudian Sumatera Utara (330), dan Sumatera Barat (228).
Selain korban jiwa, ada 276 orang yang masih dinyatakan hilang, dan 5.000 jiwa terluka di tiga provinsi tersebut. Data BNPB juga mencatat 655 fasilitas umum rusak, 72 fasilitas kesehatan rusak, 383 fasilitas pendidikan rusak, 200 rumah ibadah rusak, 29 gedung atau kantor rusak, dan 64 jembatan rusak. Di tengah banyak korban jiwa berjatuhan dan tak sedikit kerugian materi yang ditimbulkan, pemerintah Indonesia belum menetapkan status bencana nasional.
Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto memimpin rapat terbatas bersama sejumlah menteri Kabinet Merah Putih di kediamannya di Hambalang, Bogor, Jawa Barat beberapa waktu lalu secara intens membahas penanganan bencana tersebut. Dalam rapat itu, Prabowo memerintahkan agar pemulihan aliran listrik dapat diselesaikan paling lambat malam ini.
“Di Sumatra Barat aliran listrik sudah hampir menyala seluruhnya, sementara di Sumatra Utara masih ada beberapa titik, seperti di Langkat dan Tapanuli, yang listriknya belum menyala. Demikian juga di beberapa wilayah di Aceh. Presiden pun memerintahkan paling lambat besok malam, listrik harus sudah menyala seluruhnya,” ujar Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
Teddy menambahkan, Presiden juga memerintahkan agar seluruh akses jalan darat di wilayah terdampak bencana harus segera dipulihkan, jembatan sementara bisa segera jadi. Selain itu, pasokan BBM harus tersedia cepat, dan kebutuhan logistik harus tercukupi, jangan sampai kurang.
Teddy mengatakan, Presiden terus memantau perkembangan situasi lapangan dan menyiapkan agenda untuk kembali meninjau daerah terdampak.
“Secara khusus, Bapak Presiden memberikan instruksi untuk mempercepat pemulihan di daerah-daerah yang masih terputus jalur daratnya, seperti Takengon dan Bener Meriah. Jalur tersebut harus segera tersambung,” ujarnya.
Fito Wahyu Mahendra – Redaksi

