Wakil Menteri Sosial (Wamensos), Agus Jabo Priyono, melakukan graduasi terhadap 300 keluarga penerima manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) dalam acara Penutupan Desa Pilot Project Pemberdayaan Masyarakat Menuju Graduasi Bansos 2025 di Desa Ngesrepbalong, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Kamis (11/12).
“Mereka sudah melakukan usaha-usaha dan sekarang ini sudah menyatakan lulus, tidak mau menerima bansos lagi,” kata Agus Jabo.
Para KPM tampil dengan topi toga layaknya prosesi wisuda, menandai capaian baru menuju kemandirian ekonomi. Graduasi ini menjadi capaian penting program pemberdayaan yang telah dijalankan di sembilan desa percontohan. Kesembilan desa yang didampingi, mulai dari peningkatan kapasitas, hingga pemberian modal usaha ini meliputi Pesodongan (Wonosobo), Kalisalak (Banyumas), Gambuhan (Pemalang), Wlahar (Brebes), Dimoro (Grobogan), Purwosari (Magelang), Ngesrepbalong (Kendal), Peniron (Kebumen), dan Kepuhsari (Wonogiri).
Program percontohan ini bermula dari usulan Dinas Sosial Jateng dan Komisi E DPRD Jateng yang mendorong intervensi pemberdayaan untuk 1.298 desa dengan penerima bansos terbanyak. Karena cakupan besar, Kemensos bersama Dinsos Jateng dan Komisi E DPRD Jateng memulai dari sembilan desa sebagai pilot project untuk membangun model pemberdayaan yang terukur dan dapat direplikasi.
Di setiap desa berdiri 10 Kelompok Usaha Bersama (Kube) dengan modal usaha Rp20 juta per kelompok dari Dinsos Jateng. Kemensos memberikan intervensi Program Pemberdayaan Sosial Ekonomi (PPSE) Rp5 juta bagi setiap KPM PKH yang memiliki embrio usaha, dengan penyesuaian pada potensi lokal agar usaha dapat berkembang lebih cepat. “Kemensos yang berkolaborasi di sembilan desa juga mengajak pihak swasta untuk peningkatan kapasitas,” kata Agus Jabo.
Agus Jabo menegaskan keberhasilan 300 KPM PKH ini membuktikan efektivitas pendekatan pemberdayaan dalam mempercepat pengurangan kemiskinan. Capaian tersebut sejalan dengan arahan Presiden Prabowo untuk menuntaskan kemiskinan ekstrem menjadi 0 persen pada 2026.
Kemensos juga menyiapkan dua skema percepatan graduasi. Pertama, setiap pendamping PKH ditargetkan mampu menggraduasi 10 KPM per tahun. Kedua, Kemensos mendorong pembangunan kampung-kampung berdaya melalui kolaborasi lintas sektor.
Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari, memberikan apresiasi kepada Kemensos dan pemerintah daerah atas program percontohan dan graduasi yang telah dilakukan.
“Tentunya program yang baik ini untuk melepaskan ketergantungan dari bansos, dengan cara membangun ekosistem sosial ekonomi dan masyarakat terus diberdayakan melalui pengembangan berbagai sektor,” ujar Dyah.
Jamilah, salah satu KPM dari Desa Gambuhan mengungkapkan rasa senangnya usai digraduasi langsung oleh Wamensos. Ia mengaku kini berpenghasilan hingga Rp3,5 juta dari usaha ternak kambing.
Fito Wahyu Mahendra – Redaksi

