Kabinet Israel telah menyetujui kesepakatan gencatan senjata yang bertujuan untuk membebaskan sebagian sandera dari Gaza. Sumber pemerintah Israel melaporkan kepada CNN bahwa mayoritas anggota kabinet mendukung kesepakatan ini.
Kesepakatan ini terwujud setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mendesak seluruh kabinet untuk mendukung pembebasan sandera di Gaza melalui pertukaran tahanan Palestina yang ditahan di Israel.
Ismail Haniyeh, pemimpin Hamas, sebelumnya juga menyatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata dengan Israel semakin mendekat.
BACA JUGA: Israel Klaim Serangan ke Rumah Sakit Indonesia Sesuai Hukum Internasional
Sebagai bagian dari kesepakatan, Israel dan milisi Hamas telah menyetujui gencatan senjata di Jalur Gaza selama empat hari. Meskipun demikian, Netanyahu menegaskan bahwa perang melawan Hamas akan terus berlanjut.
“Mereka memahami bahwa upaya perang tidak hanya merugikan, namun sebaliknya, hal ini akan memungkinkan IDF (Pasukan Pertahanan Israel) untuk mempersiapkan kelanjutan pertempuran,” kata Netanyahu dalam pernyataan video sebelum rapat kabinet, seperti dilaporkan oleh CNN.
“Saya ingin memperjelasnya lagi di sini: perang akan terus berlanjut sampai kita mencapai semua tujuan kita, yaitu melumpuhkan Hamas dan memulangkan semua sandera kita,” tegas Netanyahu.
Kesepakatan ini, seperti dilansir oleh Al Jazeera, diperkirakan akan mengakibatkan pembebasan sekitar 150 perempuan dan anak-anak Palestina dari penjara Israel. Sebaliknya, Hamas akan membebaskan 50 sandera dari Gaza.
Kesepakatan gencatan senjata ini merupakan yang pertama antara Israel dan milisi Hamas dan telah difasilitasi oleh pemerintah Qatar dan Amerika Serikat.
Kesepakatan ini muncul setelah lebih dari 40 hari agresi Israel terhadap Palestina yang menyebabkan lebih dari 14 ribu orang tewas, termasuk perempuan dan anak-anak.