Universitas Gadjah Mada (UGM) membantah keras tuduhan bahwa pihak rektorat melarang kehadiran Calon Presiden (Capres) Anies Baswedan dalam acara ‘Indonesian Future Studium Generale’. Sekretaris Universitas, Andi Sandi, menyatakan bahwa panitia diskusi tersebut melakukan kesalahan dengan menyebut panitia sebagai ‘Rektorat’ dalam percakapan via WhatsApp, yang kemudian diinterpretasikan sebagai larangan dari pihak universitas.
“Setelah kami telusur, panitia tanpa entah apa tujuannya memberi nama ‘Rektorat’ pada profil WhatsApp staf Magister Manajemen yang meminjamkan tempat acara Studium Generale,” kata Andi dalam keterangannya pada Selasa (21/11).
Andi menegaskan bahwa UGM tidak pernah melarang Anies Baswedan, yang saat itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, untuk hadir dan berbicara dalam acara tersebut. Kampus tersebut juga membantah adanya larangan dari Polda DIY terkait rencana kehadiran Anies.
BACA JUGA: Timnas AMIN Resmi Dibentuk untuk Menangkan AMIN di Pilpres 2024
Pihak UGM menyatakan bahwa mereka telah mempertemukan pengelola gedung MM UGM dengan pihak kepolisian, dan tidak ada larangan yang dikeluarkan terhadap Anies. Universitas ini menegaskan bahwa mereka terbuka untuk kedatangan calon presiden manapun dan bahwa acara sejenis sudah sering diadakan di kampus.
Muhammad Khalid, selaku public affairs BersamaIndonesia, yang merupakan panitia acara ‘Indonesian Future Studium Generale’, menjelaskan bahwa acara ini telah direncanakan dua pekan sebelumnya dan Anies Baswedan telah diundang sebagai pembicara. Namun, Anies digantikan oleh Thomas Lembong sebagai pembicara setelah adanya pesan dari pihak yang disebut sebagai ‘rektorat’ melalui WhatsApp, yang menyatakan agar Anies tidak dihadirkan.
Pihak kampus UGM juga meminta klarifikasi dari panitia penyelenggara, karena acara tersebut bukanlah acara resmi UGM, melainkan hanya meminjam tempat di kampus. Andi menyatakan bahwa ini adalah proses belajar, dan UGM terbuka untuk memberikan klarifikasi dan menjelaskan prosedur standar terkait kedatangan calon presiden di kampus menjelang Pemilu 2024.