Kamis (28/12) menjadi hari yang penuh gejolak di Jayapura, Papua, saat pengantaran jenazah mantan Gubernur Papua, Lukas Enembe, menuju rumah duka di Jayapura. Kejadian itu membuat suasana duka berubah menjadi kericuhan yang mengguncang kota tersebut.
Peristiwa itu bermula ketika iring-iringan jenazah Lukas Enembe keluar dari Bandara Sentani sekitar pukul 09.30 WIT. Rencananya, jenazah hendak dibawa oleh pihak keluarga dan aparat menuju tempat persemayaman di STAKIN. Namun, karena kalah jumlah, keluarga dan aparat akhirnya menuruti kemauan warga yang ingin membawa jenazah tersebut.
Di tengah perjalanan, kerumunan tiba-tiba melakukan aksi saling lempar di depan Bank BRI yang terletak di jalan utama Sentani. Stefanus Tarsi, kontributor CNNIndonesia TV, melaporkan bahwa kerusuhan tersebut terjadi tanpa jelas provokasi atau tujuan yang pasti.
“Rusuh di depan Bank BRI. Saat massa pengantar peti jenazah keluar Bandara ke STAKIN. Jaraknya 10 menit. Tapi belum diketahui itu kelompok memang mau rusuh atau ada yang provokasi,” kata Tarsi.
Kericuhan tersebut terekam dalam sejumlah video yang beredar di media sosial, menunjukkan sejumlah warga berlarian dan sebuah mobil terbakar. Kapolresta Jayapura, Kombes Victor D Mackbon, menyebut bahwa kericuhan terjadi akibat provokasi dari sejumlah pihak yang melemparkan benda ke arah petugas.
“Ricuhnya itu ada yang memprovokasi, ya. Petugas aparat dilakukan pelemparan padahal kita sedang melakukan pengamanan,” kata Victor.
BACA JUGA: Kericuhan Terjadi saat Pemakaman Mantan Gubernur Papua Lukas Enembe
Kapolda Papua, Irjen Mathius D. Fakhiri, mengungkapkan adanya tiga titik kericuhan selama proses pengantaran jenazah. Pertama, di perjalanan menuju STAKIN. Kedua, saat jenazah hendak dibawa ke rumah duka. Ketiga, terjadi di Expo Waena, Kota Jayapura.
“Kemudian sampai di Waena lagi berhenti di Expo, dicegat ada prosesi lagi di sana, kemudian terjadi pembakaran ruko di dekat lampu merah Waena,” jelas Mathius.
Akibat kericuhan tersebut, terdapat 14 korban luka, termasuk Penjabat Gubernur Papua, Muhammad Ridwan Rumasukun. Delapan di antaranya adalah aparat keamanan, dan lima merupakan warga masyarakat. Selain itu, satu mobil dibakar, lima kendaraan mengalami rusak berat, tiga bangunan dan sekitar 25 perumahan mengalami kerusakan serta pembakaran.
“Pj Gubernur Papua yang turut menjadi korban luka dalam kondisi stabil,” ungkap Mathius. Meskipun situasinya sudah kondusif pada Kamis malam, perjalanan massa menuju kediaman Enembe di Koya Tengah masih berlanjut.
Mathius menyayangkan terjadinya kericuhan di momen yang seharusnya penuh kasih sayang dan penghormatan terakhir kepada mantan Gubernur Papua. “Momen ini seharusnya menunjukkan cinta kasih anak-anak kepada orangtuanya, dan saya sangat menyayangkan kejadian seperti ini yang seharusnya tidak terjadi,” tambahnya. (*/)
(RRY)