Prabowo Subianto ‘bersilat’ saat debat capres perdana (Foto: CNBC Indonesia/Faisall Rahman)
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Republik Indonesia mengumumkan bahwa mereka belum menerima laporan terkait pernyataan kontroversial calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, yang menyinggung soal kepintaran seseorang dengan pertanyaan “dia pintar atau goblok.” Meskipun demikian, Bawaslu menyatakan kesiapannya untuk mendalami masalah tersebut.
Ketua Bawaslu, Rahmat Bagja, menyampaikan bahwa pernyataan Prabowo tersebut memiliki potensi untuk menjadi persoalan serius. Dalam tanggapannya, Bagja menyatakan bahwa Bawaslu akan mengundang pakar bahasa untuk membantu menilai intensi dari pernyataan tersebut.
“Tapi, harus dicek dulu, kalau memang betul intensinya demikian, itu akan jadi persoalan. Tapi kita lihat dulu ya, kita periksa dulu,” ujar Bagja saat diwawancara di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Rabu (10/1).
Bagja menekankan bahwa aktivitas kampanye seharusnya tidak digunakan untuk menghina atau merendahkan martabat seseorang. Ia merujuk pada Pasal 280 ayat (1) huruf c dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu (UU Pemilu).
BACA JUGA: Prabowo Berikan Klarifikasi Terkait Kepemilikan Lahan Seluas 500 ribu Hektare
Menurut pasal tersebut, seseorang yang menggunakan kata-kata menghina orang lain selama kampanye dapat dikenakan pidana penjara paling lama dua tahun dan denda maksimal Rp24 juta.
“Tentang menghina ya? Bisa dijerat (Pasal 280 ayat (1) huruf c UU Pemilu). Kalau menghina bisa (dijerat),” jelas Bagja.
Sebelumnya, Prabowo mengungkapkan kekesalannya dalam acara Konsolidasi relawan Prabowo-Gibran di GOR Remaja, Pekan Baru, Riau, Selasa (9/1). Dalam pernyataannya, Prabowo menyindir seseorang yang mencela kepemilikan tanahnya saat debat.
“Ya Tuhan, ya Allah SWT, aku hanya minta satu sebelum kau panggil aku, aku ingin melihat rakyat ku sejahtera, hanya itu. Saudara-saudara ada pula yang nyinggung-nyinggung punya tanah berapa punya tanah ini, dia pintar atau goblok sih?” kata Prabowo. (*/)
(RRY)
