Transjakarta tidak bisa dipungkiri menjadi salah satu moda transportasi publik primadona di Jakarta. Dengan banyak berbagai halte yang tersebar bahkan sampai di berbagai wilayah Jabodetabek, rasanya Transjakarta memberikan kemudahan transportasi yang memang dibutuhkan oleh masyarakat yang tinggal di wilayah Jabodetabek.
Hadir pertama kali di tahun 2004 di era Sutiyoso sebagai Gubernur DKI Jakarta di periode tersebut. Kini, di tahun 2024 Transjakarta resmi telah hadir selama 20 tahun di berbagai wilayah jabodetabek untuk mempermudah akses transportasi masyarakat Jabodetabek yang ingin beraktivitas ke berbagai wilayah di Jakarta.
Dalam siaran Prime Times bersama Arlingga Panega, Most Radio kedatangan Direktur Operasional dan Keselamatan PT Transjakarta, Bang Daud Yosef untuk berbagi wawasan mengenai perjalanan panjang moda transportasi publik satu ini.
Dalam siaran tersebut, diingatkan bahwa 15 Januari 2003 merupakan hari bersejarah dimana Transjakarta, awalnya dikenal sebagai busway, resmi beroperasi. Bang Daud menyebutkan bahwa saat itu Jakarta sedang menghadapi masalah kemacetan yang serius, dan Transjakarta hadir sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Bang Daud menjelaskan bahwa seiring berjalannya waktu, Transjakarta terus berkembang dengan pesat. Jumlah rute yang awalnya hanya beberapa puluh kini telah berkali-kali lipat menjadi 240 rute. Meskipun kendala proyek infrastruktur mengakibatkan sedikitnya pergerakan bus dan peningkatan headway, namun hal ini dianggap sebagai suatu tantangan yang bisa diatasi.
Beberapa pencapaian yang berhasil dicapai oleh Transjakarta disorot dalam pembicaraan tersebut. Diantaranya adalah:
- Coverage yang Luas: Transjakarta telah mampu mencakup 88% wilayah DKI Jakarta. Hal ini berarti 88 dari 100 pendengar siaran tersebut dapat menjangkau halte Transjakarta hanya dalam jarak 500 meter dari rumah mereka.
- Kolaborasi dengan Operator Lain: Transjakarta tidak hanya dikelola oleh satu institusi saja. Saat ini, ada 20 operator bus yang terlibat dalam menyelenggarakan layanan transportasi ini. Operator-operator ini, termasuk yang sudah beroperasi sejak dulu seperti PPD, Damri, dan Maya Satibakti, bekerja sama untuk memastikan layanan yang baik.
- Fasilitas dan Kualitas Pelayanan: Transjakarta kini menyediakan bus dengan berbagai ukuran, termasuk yang dilengkapi dengan teknologi ramah lingkungan seperti bus listrik. Fasilitas di dalam bus juga ditingkatkan, mencakup AC, petugas, dan kondisi duduk yang nyaman. Pelayanan supir, yang sekarang dikenal sebagai Pramudi, dijaga agar sopan dan santun.
- Inklusivitas: Pelayanan Transjakarta kini semakin inklusif, memperhatikan kebutuhan pelanggan seperti penyandang disabilitas, ibu hamil, menyusui, dan lansia. Semua warga DKI Jakarta diberikan kesetaraan dalam menggunakan layanan ini.
- Keterjangkauan: Tarif Transjakarta tetap stabil, tidak mengalami kenaikan selama belasan tahun. Dengan biaya Rp3.500, warga Jakarta dapat menikmati layanan Transjakarta dari ujung ke ujung.
Meskipun Transjakarta menghadapi beberapa kendala akibat proyek-proyek infrastruktur, Bang Daud meyakini bahwa pada akhirnya, transportasi umum secara keseluruhan akan menjadi pemenang. Proyek seperti MRT dan LRT, meskipun mengakibatkan beberapa ketidaknyamanan sementara, akhirnya saling mendukung dan memperluas cakupan layanan.
Sebagai penutup, Bang Daud menyampaikan harapannya agar masyarakat Jakarta semakin memanfaatkan layanan Transjakarta dan mulai beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan umum. Dalam menyambut ulang tahun ke-20 Transjakarta, semangat untuk terus memberikan layanan terbaik kepada warga Jakarta tetap tinggi. (*/)
(RRY)