Indo-Pacific Plastics Innovation Network (IPPIN) mengumpulkan para inovator lingkungan dan pakar industri terbaik dari wilayah Indo-Pasifik dalam acara Demo Day Plastics Innovation Hub Indonesia di Jakarta. Acara ini menjadi momen bagi mereka untuk mempresentasikan solusi inovatif dalam menangani masalah sampah plastik.
IPPIN Indonesia Chapter merupakan hasil kolaborasi antara Pemerintah Australia, lembaga sains nasional Australia, CSIRO, serta Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Indonesia melalui Kedaireka, didukung oleh National Plastics Action Partnership Indonesia dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Demo Day menjadi puncak program pelatihan selama 13 minggu dalam IPPIN Accelerator+, di mana para pengusaha berupaya mengembangkan bisnis dan inovasi yang berfokus pada pengurangan sampah plastik. Inovasi yang dipresentasikan tahun ini mencakup pengelolaan sampah jarak jauh, sistem pemantauan sampah laut, hingga permainan interaktif yang memotivasi pengumpulan sampah di lingkungan nyata.
Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams PSM, menyatakan, “Australia dan Indonesia memiliki kepentingan ekonomi dan lingkungan yang sama dalam menghadapi polusi plastik. Program seperti IPPIN sangat penting untuk mendukung pengusaha dalam menciptakan solusi berkelanjutan.”
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Indonesia, Prof. Abdul Haris, M.Si., menambahkan bahwa program ini akan terus menghubungkan wirausahawan dengan sektor pendidikan dan industri terkemuka.
Ketua Kemitraan Nasional Indonesia untuk Aksi Plastik, Wahid Supriyadi, juga menanggapi bahwa jumlah sampah plastik di lautan Indonesia diperkirakan akan meningkat 30% menjadi sekitar 800.000 ton pada 2025. Menurutnya, langkah berani dari para pengusaha yang berkolaborasi ini sangat penting dalam menanggapi isu mendesak ini bersama mitra Indonesia dan Australia.
Inisiatif Indo-Pacific Plastics Innovation Network ini merupakan bagian dari komitmen CSIRO untuk “Mengakhiri Sampah Plastik,” dengan fokus pada cara mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang plastik secara inovatif.
[ Fito Wahyu Mahendra – Redaksi ]