Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) Implementasi Pengelolaan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) bersama pemerintah daerah, untuk mencari solusi menyeluruh terhadap masalah sampah nasional yang kian mendesak. Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan penanganan sampah harus dilakukan secara komprehensif tanpa berpihak pada teknologi atau institusi tertentu, dengan fokus utama mengurangi dan menangani sampah, bukan sekadar mengejar peluang bisnis.
Dalam paparannya, AHY mencontohkan PSEL Benowo di Surabaya sebagai langkah nyata, meski efektivitas teknologinya belum maksimal dibanding insinerator. Ia menekankan bahwa upaya tersebut tetap penting untuk menunjukkan komitmen dalam mengatasi persoalan sampah. Ia berharap hasil FGD dapat melahirkan kebijakan konkret yang bisa diajukan ke Presiden.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar, Rachmat Kaimuddin, menambahkan bahwa Indonesia menghasilkan sekitar 69 juta ton sampah setiap tahun, angka yang terus meningkat seiring pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, FGD tersebut menjadi wadah penting untuk mengidentifikasi akar permasalahan secara jujur dan konkret dari berbagai aspek, mulai dari kebijakan, kelembagaan, hingga teknik. Forum tersebut juga menjadi bagian dari persiapan menuju konferensi internasional tentang infrastruktur yang akan digelar dalam waktu dekat.
FGD turut dihadiri sejumlah tokoh penting seperti Wali Kota Bekasi Tri Adhianto, Dirjen Cipta Karya Kementerian PU Dewi Chomistriana, serta berbagai perwakilan dari kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Diskusi tersebut diharapkan menjadi langkah awal untuk membangun kesadaran kolektif serta orkestrasi upaya antarpihak dalam menyelesaikan masalah sampah nasional secara berkelanjutan.
Princess Jessica – Redaksi