Setiap tanggal 1 Mei, masyarakat dunia memperingati Hari Buruh Internasional. Di Indonesia, peringatan ini akan dilaksanakan di kawasan Monas, Jakarta, dan dihadiri oleh para teman-teman dari KSPSI dan KSPI. Tahun ini, peringatan Hari Buruh sedikit berbeda karena akan dihadiri langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, menyampaikan bahwa ini merupakan kali kedua dalam sejarah Indonesia seorang presiden hadir secara langsung dalam perayaan May Day bersama para buruh. Sebelumnya, Presiden Soekarno pernah melakukan hal serupa pada 1 Mei 1965 di Gelora Bung Karno. Hadirnya Presiden Prabowo kali ini dianggap sebagai bentuk perhatian, simpati, dan empati terhadap para buruh, yang sangat penting dalam merumuskan kebijakan negara ke depan.
Iqbal menambahkan bahwa perhatian tersebut telah tercermin dari langkah Prabowo dalam menaikkan upah minimum sebesar 6,5%, sebuah kebijakan yang cukup signifikan setelah 10 tahun sebelumnya upah hanya naik di bawah tingkat inflasi. Kehadiran Presiden Prabowo juga dianggap sebagai simbol keberpihakan negara terhadap kelompok yang lemah. Iqbal menyampaikan, dalam perayaan ini, terdapat enam tuntutan atau harapan dari para buruh yang akan disampaikan kepada Prabowo. Tuntutan tersebut berisi penghapusan sistem outsourcing, pembentukan satgas PHK, penetapan upah layak, pengesahan RUU Ketenagakerjaan yang melindungi buruh pengesahan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga yang sudah hampir dua 20 tahun tertunda, serta pengesahan RUU Perampasan Aset sebagai langkah tegas memberantas korupsi.
Iqbal juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat jika aktivitas mereka terganggu oleh penyelenggaraan Hari Buruh di kawasan Monas. Namun, Iqbal meyakinkan bahwa pengorbanan ini akan membawa dampak positif, terutama bagi masa depan para pekerja, khususnya mereka yang bekerja dalam sistem outsourcing.
Andhika Rakatama – Redaksi