Badan otoritas maritim Australia dan Indonesia berhasil menyelesaikan Operasi Jawline Arafura, sebuah patroli terkoordinasi selama seminggu penuh di Laut Arafura. Operasi gabungan yang berlangsung dari 20 hingga 25 September 2025 tersebut melibatkan enam kapal dengan fokus utamanya adalah memperkuat keamanan perbatasan dan meningkatkan kerja sama kedua negara.
Patroli tahunan ini dipimpin oleh Australian Border Force (ABF), Australian Fisheries Management Authority (AFMA), dan Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Indonesia. Tujuannya adalah mencegah, mendeteksi, dan merespons segala aktivitas maritim ilegal, terutama penangkapan ikan secara ilegal (IUU Fishing).
Komandan ABF Maritime Border Command, Rear Admiral Brett Sonter, menegaskan bahwa kedua negara adalah sahabat yang bersatu dalam misi memerangi penangkapan ikan ilegal. Operasi tersebut menunjukkan kemampuan kedua negara untuk bekerja sama dalam memperkuat keamanan perbatasan dan melawan aktivitas ilegal di wilayah perbatasan maritim bersama. Beliau menekankan bahwa ancaman penangkapan ikan ilegal asing tidak akan ditoleransi.
Direktur Jenderal PSDKP Indonesia menyatakan komitmen untuk melanjutkan kerja sama dengan ABF dan AFMA. Hal tersebut bertujuan mendorong praktik penangkapan ikan yang bertanggung jawab dan mencegah aktivitas ilegal di perairan kedua negara. Operasi tersebut mengerahkan aset utama seperti kapal patroli ABF ABFC Cape St George dan kapal patroli Indonesia KP ORCA 06.
Zahra Rahmanda Oktafiani – Redaksi

