Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Singgih Januratmoko berharap kasus gedung ambruk di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur bisa diproses secara hukum jika ditemukan dugaan pelanggaran. Menurut Singgih, insiden tersebut tak bisa dibiarkan karena telah menewaskan puluhan santri.
“Jika memang ada pelanggaran hukum dari Komisi VIII diselesaikan jalur hukum karena ini menyebabkan meninggalnya para santri,” ucap Singgih.
Namun, Singgih mengaku tak mau ikut campur soal dugaan pelanggaran dalam kasus tersebut. Singgih mengatakan pihaknya menyerahkan seluruh prosesnya kepada aparat kepolisian.
“Kita serahkan ke penegak hukum. Karena ranah penegak hukum,” kata dia.
Di sisi lain, dia ingin ke depan proses pembangunan gedung pondok pesantren bisa diawasi agar kasus tersebut tak terulang. Pengawasan, menurut Singgih, harus dilakukan oleh ahli.
“Kita mengimbau supaya ada pembangunan harus diawasi dan dilaksanakan oleh yang ahlinya,” kata dia.
Ketua Komisi VIII DPR, Marwan Dasopang, menduga terdapat unsur kelalaian dalam peristiwa runtuhnya asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo. Ia menilai struktur bangunan tersebut tidak memenuhi standar kelayakan. Meski begitu, Marwan menegaskan bahwa kejadian ini tidak sepenuhnya menjadi tanggung jawab pihak pesantren. Menurutnya, pemerintah juga turut lalai karena membiarkan proses pembangunan tanpa pengawasan yang memadai.
“Karena itu, kita menyebut peristiwa ini sebagai musibah yang harus menjadi pelajaran bagi kita semua,” ujar Marwan di kompleks parlemen, Senin (6/10).
Sampai sepekan setelah kejadian, tim SAR masih melakukan pencarian korban di lokasi reruntuhan gedung tiga lantai yang juga mencakup musala tersebut. Bangunan itu roboh pada Senin (29/9) sore, ketika ratusan santri sedang melaksanakan salat Ashar berjemaah di tengah proses pembangunan yang belum rampung.
Hingga Senin (6/10) sekitar pukul 03.35 WIB, tercatat 54 orang meninggal dunia, termasuk lima potongan tubuh korban yang ditemukan. Sementara itu, jumlah total korban pada hari kedelapan pencarian mencapai 158 orang, terdiri dari 104 korban selamat dan 13 orang masih dilaporkan terjebak di bawah reruntuhan.
FWM – Redaksi

