National

KPK Tegaskan Layanan Kereta Cepat Whoosh Tetap Berjalan Meski Ada Penyelidikan

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menegaskan penyelidikan kasus dugaan korupsi penggelembungan dana atau mark up proyek Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Whoosh yang dilakukan penyidiknya, tidak akan mengganggu pelayanan transportasi publik tersebut.

Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, menyampaikan bahwa agar proses hukum yang sedang berjalan di KPK ini juga agar tidak mengganggu pelayanan publik yang diselenggarakan oleh Kereta Api Indonesia. Jadi silakan masyarakat untuk tetap bisa menggunakan layanan kereta cepat sebagai salah satu moda transportasi.

Budi kembali mengingatkan kasus dugaan korupsi Whoosh masih dalam tahap penyelidikan untuk menemukan unsur pidana, sehingga belum bisa disampaikan lebih detail ke publik terkait substansi perkaranya.

“Tim masih terus melakukan giat-giat penyelidikan, masih terus menelusuri khususnya terkait dengan bagaimana peristiwa, adanya dugaan tindak pidana,” tegas Budi.

KPK sudah mulai melakukan penyelidikan kasus dugaan mark up proyek kereta cepat Whoosh sejak awal 2025. KPK menyebutkan pengusutan kasus ini berkembang secara progresif dan positif. Ia juga mengimbau masyarakat yang memiliki data atau informasi terkait dugaan korupsi kasus ini, untuk segera melaporkan atau menyerahkan ke KPK.

Budi menegaskan KPK sangat terbuka dengan partisipasi masyarakat dalam mengawal kasus dugaan korupsi. KPK juga terus mengimbau kepada masyarakat siapa pun yang memiliki informasi ataupun data yang terkait dengan hal tersebut, bisa menyampaikan kepada KPK. Tentu setiap informasi dan data, baik yang disampaikan melalui saluran pengaduan masyarakat, itu tentu juga bisa menjadi pengayaan bagi tim, untuk menelusuri dan mengungkap perkara ini.

Pembangunan Whoosh Jakarta-Bandung sudah dilakukan sejak 2016 dan beroperasi mulai 2 Oktober 2023. Whoosh merupakan kereta cepat pertama di Indonesia sekaligus Asia Tenggara dengan Total investasi proyek KCIC mencapai sekitar US$ 7,27 miliar atau setara Rp 120,38 triliun, dengan sekitar 75% pembiayaan berasal dari pinjaman China Development Bank (CDB) berbunga 2% per tahun.

Fito Wahyu Mahendra – Redaksi

×

 

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× hey MOST...